POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Ekonom: Indonesia membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru

TEMPO.CO, Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) baru-baru ini merilis Outlook Perekonomian Indonesia triwulan I tahun 2024 yang menyoroti prospek perekonomian negara. Pertumbuhan ekonomiBerjudul “Tahun Peralihan”.

Pakar makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Teoko Rivki, memperkirakan PDB Indonesia tumbuh di atas 5,02-5,06 persen pada triwulan IV 2023. Pada triwulan sebelumnya, PDB terhenti dalam tren kenaikan dan turun menjadi 4,94 persen. dasar 5.17. persen secara tahunan pada kuartal kedua tahun 2023.

“Indonesia sangat membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru,” katanya dalam laporan yang disampaikan pada Jumat, 2 Februari 2024. “Dari kinerja pertumbuhan ekonomi terlihat sangat bergantung pada siklus bisnis dan harga komoditas.”

Kuartal III tahun 2023 dianggap sebagai pertumbuhan paling lambat sejak triwulan IV tahun 2016 akibat penurunan harga komoditas dan musim liburan pada triwulan sebelumnya. Ia menambahkan, hal itu “tidak termasuk periode Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021.”

Ambisi Indonesia menjadi negara maju dengan PDB tinggi pada tahun 2045 membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan saat ini, tulis Rivki.

“Ini membutuhkan remanufaktur dan peningkatan produktivitas yang signifikan,” ujarnya. Keduanya merupakan tujuan jangka menengah dan panjang karena sifat strukturalnya dalam perekonomian.

Oleh karena itu, reformasi struktural harus menjadi prioritas pemerintah Indonesia, kata Rivki.

Memasuki tahun 2024, Rivke memperkirakan risiko global terhadap pertumbuhan Indonesia akan meningkat karena harga komoditas dan logistik, lemahnya permintaan global, dan pertumbuhan ekonomi mitra dagang.

Di sisi lain, perekonomian Indonesia bisa tumbuh berkat belanja dan konsumsi terkait pemilu. Bank Indonesia juga diperkirakan mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian dalam negeri.

READ  Kemitraan baru dengan Indonesia untuk menjajaki peluang rantai pasokan semikonduktor

“Dengan demikian, kami menegaskan pandangan kami sebelumnya bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen year-on-year pada tahun 2024,” tutupnya.

Devara Dhanya Paramitha

Pilihan Editor: Ekonom: Indonesia membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru

klik disini Untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News

TEMPO.CO, Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) baru-baru ini merilis Outlook Perekonomian Indonesia triwulan I tahun 2024 yang menyoroti prospek perekonomian negara. Pertumbuhan ekonomiBerjudul “Tahun Peralihan”.

Pakar makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Teoko Rivki, memperkirakan PDB Indonesia tumbuh di atas 5,02-5,06 persen pada triwulan IV 2023. Pada triwulan sebelumnya, PDB terhenti dalam tren kenaikan dan turun menjadi 4,94 persen. dasar 5.17. persen secara tahunan pada kuartal kedua tahun 2023.

“Indonesia sangat membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru,” katanya dalam laporan yang disampaikan pada Jumat, 2 Februari 2024. “Dari kinerja pertumbuhan ekonomi terlihat sangat bergantung pada siklus bisnis dan harga komoditas.”

Kuartal III tahun 2023 dianggap sebagai pertumbuhan paling lambat sejak triwulan IV tahun 2016 akibat penurunan harga komoditas dan musim liburan pada triwulan sebelumnya. Ia menambahkan, hal itu “tidak termasuk periode Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021.”

Ambisi Indonesia menjadi negara maju dengan PDB tinggi pada tahun 2045 membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan saat ini, tulis Rivki.

“Ini membutuhkan remanufaktur dan peningkatan produktivitas yang signifikan,” ujarnya. Keduanya merupakan tujuan jangka menengah dan panjang karena sifat strukturalnya dalam perekonomian.

Oleh karena itu, reformasi struktural harus menjadi prioritas pemerintah Indonesia, kata Rivki.

Memasuki tahun 2024, Rivke memperkirakan risiko global terhadap pertumbuhan Indonesia akan meningkat karena harga komoditas dan logistik, lemahnya permintaan global, dan pertumbuhan ekonomi mitra dagang.

Di sisi lain, perekonomian Indonesia bisa tumbuh berkat belanja dan konsumsi terkait pemilu. Bank Indonesia juga diperkirakan mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian dalam negeri.

READ  CleverTap meluncurkan penerapan lokal platform SaaS di Indonesia

“Dengan demikian, kami menegaskan pandangan kami sebelumnya bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen year-on-year pada tahun 2024,” tutupnya.

Devara Dhanya Paramitha

Pilihan Editor: Ekonom: Indonesia membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru

klik disini Untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News