POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia |  Pemerintah berupaya mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan berdasarkan Rencana Aksi 2025

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Pemerintah berupaya mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan berdasarkan Rencana Aksi 2025

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Babenas saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/02). (Foto: PR/J)

Pemerintah menekankan percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dalam Rencana Aksi Pemerintah (RKP) 2025.

“Mengapa pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta penggunaan kata 'percepatan'? Pertama, mengingat tahun 2025 merupakan awal mula Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) /Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional menyampaikan bahwa RPJMN 2025-2029 sangat strategis dan juga merupakan bagian awal dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 (RPJPN) untuk Indonesia Emas. Badan (Bapenas) Suharso Monarfa usai menghadiri acara tersebut sidang paripurna Dewan Menteri, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/02).

Suharso mengungkapkan, pada tahun 2025, pemerintah menargetkan laju pertumbuhan ekonomi berkisar antara 5,3-5,6 persen. Selain itu, pemerintah juga menargetkan penurunan angka kemiskinan menjadi 6-7% dan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,5-5%.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan selain mempercepat pertumbuhan ekonomi, APBN 2025 juga akan fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan konvergensi atau pertumbuhan antar daerah yang lebih seimbang.

“Untuk posisi awal ini disebutkan penerimaan dan belanja negara tetap terjaga, artinya defisit berkisar antara 2,45 [percent] Menjadi 2,8% PDB. “Bapak Presiden memerintahkan pengendalian defisit secara ketat, sehingga dalam situasi global yang ditandai dengan tingginya suku bunga dan gejolak geopolitik, kepercayaan terhadap APBN masih dapat dipertahankan,” kata Menkeu. (DND/TGH/PBB) (FI/MMB)

READ  Uni Eropa harus mengakui upaya Malaysia dan Indonesia