POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Ribuan orang memberikan suaranya di Indonesia di Belanda

TEMPO.CO, Jakarta – Pengguna reguler Trem Den Haag No. 17 mungkin akan terkejut pada hari Sabtu, karena trem tersebut hampir sepanjang hari dipenuhi oleh orang-orang Indonesia yang berangkat ke dan dari stasiun kereta api kota menuju ruang acara di dekat Rijswijk. Empat hari sebelum pemilihan presiden dan parlemen di Indonesia, banyak warga Indonesia yang tinggal di luar negeri – termasuk ribuan orang di Belanda – memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden dan parlemen di negara asal mereka.

“Kami mempersiapkannya tahun lalu,” kata Duta Besar Indonesia untuk Belanda Myervas. lajuMengingat Belanda memiliki jumlah penduduk Indonesia terbesar di Eropa.

Hampir 4.400 warga Indonesia – mulai dari pelajar hingga pensiunan – memberikan suara di Riegswijk pada hari Sabtu, menurut juru bicara Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Irfan Fadil. “Belum termasuk mereka yang memilih lewat pos, karena kami masih menunggu kedatangan dari seluruh penjuru Tanah Air,” kata Irfan kepada Tempo melalui WhatsApp, Minggu. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan jumlah pemilih yang diperkirakan KBRI, yaitu sekitar 13.000 pemilih.

Pintu masuk tempat pemungutan suara di Rijswijk, Belanda pada Sabtu, 10 Februari 2024. Foto: Linawati Siddarto

Meski suhu politik di Indonesia perlahan meningkat dalam beberapa hari terakhir dengan adanya demonstrasi mahasiswa di sejumlah kota, namun tidak ada satupun yang terasa di Rijswijk Event Hall seluas 7.500 meter persegi. Para pemilih mengajak keluarga dan teman-temannya untuk menikmati bazar yang dipenuhi restoran, produk, dan live music Indonesia di tempat yang sama pada hari itu. “Kami ingin hari ini juga menjadi sebuah perayaan,” kata Myervas. Mengenakan kemeja putih dan jaket abu-abu, Dubes hadir sejak pagi hingga sore hari untuk bertegur sapa dan berbincang dengan sesama masyarakat Indonesia yang beberapa di antaranya harus menempuh perjalanan tiga jam untuk mencapai lokasi. Irfan mengatakan, jumlah masyarakat di TPS mendekati 7.500 orang.

READ  Jelajahi daya tarik perjalanan berdasarkan pengalaman

Meskipun pemilih masih membutuhkan waktu rata-rata dua jam dari pendaftaran pertama hingga keluar dari TPS, dan beberapa orang mengeluhkan kemacetan pasar, acara hari Sabtu ini merupakan kemajuan yang signifikan dibandingkan pemilu sebelumnya lima tahun lalu. Pemilihan umum tahun 2019 diadakan di sekolah Indonesia yang lebih kecil di Den Haag, di mana para pemilih harus mengantri berjam-jam di luar ruangan pada hari yang dingin di bulan April. Tempat pemungutan suara pada hari Sabtu adalah di dalam ruangan, dengan ruang dan kursi yang luas.

Meski banyak perbincangan terfokus pada kedai mana yang menyajikan hidangan terbaik, politik juga menjadi topik diskusi. Para pemilih tampak tegas dalam memilih kandidat. Javier, lulusan universitas yang baru-baru ini bekerja di Amsterdam, mengatakan dia memilih pasangan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka karena dia yakin mereka akan melanjutkan jalur pemerintahan saat ini. Via, seorang mahasiswa pascasarjana ilmu politik dari Amsterdam yang juga merupakan pemilih Prabowo-Gebran, mengatakan bahwa Prabowo “melaksanakan perintah atasannya” ketika ditanya apakah dia memiliki masalah dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Prabowo selama kerusuhan Mei 1998 yang menyebabkan hingga jatuhnya Presiden Soeharto. “Kalau membaca tentang periode itu, dia (Prabowo) mungkin tidak seburuk yang dikatakan sebagian orang.”

Pandangan Via ditentang keras oleh Sita, lulusan hukum yang sudah lebih dari dua dekade tinggal di Belanda. Sita memilih Genjar Mahfouz “karena mereka tampaknya lebih kecil dari kemungkinan kejahatan.” Dia mengatakan Anis Mohaimeen tampak terlalu mempolarisasi, sementara memilih Prabowo “sama saja dengan kembalinya sistem Orde Baru (Suharto). Mengapa kita menginginkan hal itu?” Sementara itu, seorang ibu rumah tangga asal Amsterdam yang menolak menyebutkan namanya mengatakan dia memilih Anis Muhaimin “karena mereka terlihat peduli pada rakyat jelata.”

READ  Wabah virus corona di China tumbuh di tengah kekhawatiran terhadap lansia yang rentan

Linawati Siddartu

Pilihan Editor: Pelaut Indonesia di Cape Town menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024

klik disini Untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News