POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Korea menghadiri pertemuan komite bersama RCEP di Indonesia

Korea menghadiri pertemuan komite bersama RCEP di Indonesia

Foto yang diambil pada tanggal 22 Juni ini menunjukkan sebuah simposium tentang Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) di Seoul. [YONHAP]

Kementerian Perindustrian Korea mengumumkan pada hari Selasa bahwa Korea akan berpartisipasi dalam pertemuan komite bersama perjanjian perdagangan mega-regional yang dijadwalkan akan diadakan di Indonesia minggu ini.

Pertemuan keempat Komisi Bersama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) akan diadakan di Surabaya, Indonesia, dari Selasa hingga Rabu, dan sekitar 80 pejabat dari 15 negara anggota berencana untuk membahas pembentukan sekretariat dan manajemen keseluruhannya, menurut kepada Penjaga. Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi.

Selama pertemuan minggu ini, kata kementerian itu, para pejabat juga akan mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan aksesi Sri Lanka ke pakta perdagangan, dan memeriksa penerapan aturan yang disepakati tentang perdagangan, investasi, peluang bisnis, dan kerja sama rantai pasokan.

Anggotanya adalah sepuluh negara anggota ASEAN, China, Jepang, Australia dan Selandia Baru. Korea menandatangani perjanjian dengan mitra pada tahun 2020, dan mulai berlaku di Korea pada Februari 2022.

“Berdasarkan diskusi kali ini, negara-negara anggota berusaha untuk mengadopsi kesepakatan tentang isu-isu kunci selama pertemuan menteri RCEP mendatang yang akan diadakan di Indonesia bulan depan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Data pemerintah menunjukkan bahwa perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) adalah salah satu perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia dengan negara-negara anggota menyumbang sekitar 30 persen dari PDB global, populasi, dan volume perdagangan.

Yonhap

READ  Komentar: Kekhawatiran terhadap kereta api berkecepatan tinggi yang didukung Tiongkok tidak melemahkan semangat lembaga Indonesia