POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Jaket Pendingin Berguna Bagi Jamaah: Menteri

Jaket Pendingin Berguna Bagi Jamaah: Menteri

MAKKAH, ARAB SAUDI (ANTARA) – Rompi pendingin terbukti bermanfaat menyelamatkan jemaah haji dari sengatan panas saat menjalankan ibadah. berdiri Menteri Agama Yaqut Shaleel Qamas mengatakan cuaca di dataran Arafat.

“Sudah terbukti khasiatnya. Kemarin saya coba pakai jaket pendingin, dan perbedaannya sangat besar saat saya melepasnya,” ujarnya di Arafat, Jumat.

Jaket pelindung sangat efektif membantu jamaah yang mengalami heat stroke akibat cuaca panas di Arab Saudi. Suhu rata-rata di negara itu saat ini 40-46 derajat Celcius.

Qamas mengatakan telah berbicara dengan pengembang jaket pendingin, sebuah inovasi dari Kementerian Kesehatan, agar jaket serupa dapat diproduksi secara massal untuk haji di tahun-tahun mendatang.

Menteri menunjukkan bahwa ketika saya bertemu dengan menteri Saudi, dia mengatakan bahwa cuaca panas akan berlanjut sampai batas tertentu dalam tujuh tahun ke depan. Oleh karena itu, hal ini masih perlu kita antisipasi. Jaket ini sangat berguna.

Sebelumnya, delapan jemaah haji Indonesia mengalami heat stroke di Arafah dan diberikan jaket pendingin yang dibuat dengan teknologi pendingin karbon.

“Alhamdulillah, delapan jemaah terselamatkan dari serangan panas,” kata Bodhi Silvana, Kepala Puskesmas Haji.

Dia menambahkan, delapan jemaah itu kembali sehat dengan bantuan jaket anti peluru.

Tahun ini, Arab Saudi mengizinkan satu juta jemaah haji untuk melakukan haji. Indonesia telah mengalokasikan kuota 100.051 untuk haji.

Meski mengizinkan jemaah haji asing untuk menunaikan ibadah haji, Arab Saudi telah menetapkan dua syarat bagi mereka tahun ini. Pertama, jamaah haji harus berusia tidak lebih dari 65 tahun dan telah menerima dosis penuh vaksin COVID-19 yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan Saudi.

Kedua, jemaah haji dari luar negeri harus membawa surat keterangan yang menunjukkan hasil PCR negatif, dengan tes dilakukan minimal 72 jam sebelum keberangkatan.

READ  Dua perawat Venezuela yang menjadi malas dan kembali sehat di penampungan rumah - Lingkungan

Berita Terkait: Jemaah haji Indonesia mulai mencapai Dataran Arafat untuk berhenti
Berita Terkait: Rompi pendingin tubuh untuk semua jemaah haji tahun 2023: Menteri