POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Program Kartu Prakerja menjembatani kesenjangan keterampilan di Indonesia

Program Kartu Prakerja menjembatani kesenjangan keterampilan di Indonesia

Jakarta (Antara) – Dalam temu alumni prakerja di Cirebon, Jawa Barat, 16 Juni lalu, Dina, lulusan program prakerja, memuji program yang membantunya memperoleh dan memperkuat kemandirian finansialnya.

“Saya mengikuti program prakerja tahun 2020. Setelah itu saya bisa membuka warung kecil-kecilan yang menjual jajanan. Alhamdulillah bisnis semakin berkembang, dan saya bisa menjual lebih banyak menu,” ujar Dina.

Dina juga bercerita banyak menjadi pembicara dalam seminar kewirausahaan berdasarkan ilmu yang diperolehnya selama mengikuti pelatihan mikro, kecil, dan menengah melalui program prakerja. Ia mengaku, program tersebut membantunya mendapatkan ilmu baru dan menanamkan keberanian dalam dirinya untuk membuka usaha kuliner sendiri.

Alumni lainnya, Syarif Fawzi, juga mampu meraup keuntungan serupa dan mencatat prestasi serupa. Berkat keikutsertaannya dalam program tersebut, Fozzie dapat mengoperasikan gerobak makanan, dan kini ia telah memiliki lima gerobak.

“Saya seorang alumni, dan program ini sangat membantu saya karena saya mendapatkan pelatihan UMKM, dan setelah tiga bulan, saya dapat memulai dan menjalankan bisnis saya sejauh ini,” ujarnya.

Dina dan Syarif adalah dua dari jutaan peserta Kartu Prakerja yang nasibnya diubah oleh program dari pemerintah.

Program Kartu Prakerja adalah program pengembangan dan pelatihan kompetensi dunia usaha dan wirausaha yang dibiayai oleh pemerintah bagi pencari kerja, pekerja, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja dan/atau pekerja dan pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk perwakilan usaha kecil dan mikro.

Berita terkait: Pemerintah targetkan 1 juta penerima manfaat Prakerja pada 2023

tingkat pekerjaan
Banyak alumni yang menunjukkan antusiasme mereka selama pertemuan tersebut. Ratusan alumni terpilih dari setiap kabupaten dan kota di Jawa Barat berkumpul dan menikmati hidangan sambil bercengkerama dan berbagi pengalaman dengan sesama alumni.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Direktur Eksekutif Departemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Dini Puspa Purbasari turut hadir dalam pertemuan tersebut.

READ  Indonesia berupaya meningkatkan produktivitas ekonomi digital

Dalam sesi tersebut, para wisudawan berkesempatan untuk bertanya, memberikan kritik dan saran, serta berbagi pengalaman selama menjalankan usaha.

Berdasarkan data yang diberikan oleh Executive Management Program Kartu Prakerja (PMO) triwulan pertama tahun 2023, sekitar 24 persen peserta prakerja yang awalnya menganggur, mengaku sudah mendapatkan pekerjaan atau bahkan mulai bekerja setelah menyelesaikan program Kartu Prakerja. Tentu saja Dan dapatkan insentif dengan mempekerjakan. Angka tersebut tentunya menjadi angin segar untuk mendongkrak tingkat produktivitas masyarakat Indonesia dalam menyongsong visi emas Indonesia 2045.

Tahun ini, pemerintah Indonesia telah menerapkan skema reguler dari program kartu prakerja. Setiap peserta akan mendapatkan Rp 2 juta dari program tersebut, dimana Rp 3,5 juta untuk bantuan pelatihan, Rp 600.000 untuk insentif pascapelatihan, dan Rp 100.000 untuk pengisian kuesioner sebanyak dua kali.

Menteri Hartarto mencatat sejak tahun 2020 hingga saat ini, hingga 17 juta peserta telah mengikuti Program Kartu Prakerja.

Dengan angka tersebut, katanya, program ini cukup besar dan telah mengambil 54 persen perempuan yang berpartisipasi, dengan latar belakang pendidikan di bawah SMA. Setelah lulus program, ada yang mendapatkan pekerjaan baru, ada pula yang menjadi pengusaha atau pemilik usaha kecil dan mikro. Salah satu tema program ini adalah cita-cita pemerintah untuk melanjutkan pembangunan dan pemberdayaan di negeri ini.

Program prakerja juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat dan memanfaatkan bonus demografi secara maksimal.

Sejauh ini, program tersebut telah dilaksanakan di 514 kabupaten dan kota dan ditargetkan mencapai 1 juta peserta, dengan total anggaran Rp 37 triliun. Dengan mulai menggunakan sistem reguler, jumlah penerima pra kerja tahun ini tercatat sebanyak 490.000 peserta, dengan target awal sebanyak 595.000 peserta dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 2,67 triliun.

Sedangkan khusus untuk tahun 2023, program ini menargetkan satu juta peserta dengan total anggaran Rp 37 triliun.

READ  Selamat Datang 2024, Hidup Tak Akan Labiyah Muda

Bagian Pelaksana Program Kartu Prakerja menyatakan bahwa selain meningkatkan kesempatan kerja masyarakat, program ini juga berpotensi besar untuk mengurangi kesenjangan keterampilan antara laki-laki dan perempuan dalam konteks pekerjaan.

Untuk tahun 2023, persentase perempuan yang mengikuti program prakerja adalah 54 persen. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar enam persen dibandingkan hanya 51 persen selama periode 2020-2022.

Selain itu, sebaran usia penerima manfaat program juga didominasi oleh kelompok usia 18 hingga 25 tahun yang mencapai 36 persen, diikuti 33 persen pada kelompok usia 26 hingga 35 tahun. Distribusi usia peserta berbeda dengan periode prakerja 2020-2022 yang didominasi oleh kelompok usia 26 hingga 35 tahun mencapai 34 persen.

Berita terkait: Prakerja akan membuka pendaftaran gelombang baru setiap dua minggu sekali

Akses digital terbatas
Ketika dimintai pendapat tentang penyalahgunaan prakerja, Direktur Eksekutif Prakerja Denny Buspa Borbasari menegaskan bahwa setiap program pemerintah harus memiliki celah untuk dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tak terkecuali prakerja. Penyalahgunaan program seperti test rider pra kerja oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menjadi salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam mendistribusikan tunjangan pra kerja kepada masyarakat.

Saat ini, penyelenggaraan program prakerja hanya mampu memperkecil kemungkinan tersebut dan berupaya menutup celah tersebut melalui penggunaan sistem keamanan menggunakan teknologi pengenalan wajah atau biometrik wajah, selain mengotorisasi kode melalui nomor telepon peserta.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi tim adalah terbatasnya akses digital di 16 lokasi di wilayah Papua. Penyebaran digitalisasi yang tidak merata menyebabkan program tersebut tidak dapat menjangkau masyarakat di wilayah timur jauh Indonesia.

Tim kemudian mengatasi masalah ini dengan memanfaatkan jaringan alumni prakerja yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui solidaritas ini, para alumni telah membantu menjangkau daerah-daerah terpencil yang masih kekurangan akses digitalisasi.

READ  Indonesia terbang menggunakan bahan bakar jet yang dicampur dengan minyak sawit

Produktivitas sumber daya manusia
Dalam sesi diskusi yang akrab dengan awak media, beberapa alumni sepakat bahwa program reguler pada program prakerja tahun ini lebih efektif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan banyaknya pelatihan online atau offline yang tersedia, proses pembelajaran dapat menjadi lebih interaktif dan efektif.

Amin, pedagang jajanan lulusan Prakerja 2020, mengatakan peserta tahun ini lebih mudah mengakses pembelajaran tatap muka. Berbeda dengan kelompoknya saat mengikuti pra-rekruitmen online, karena terdampak pandemi COVID-19.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Hartarto meyakinkan para wisudawan bahwa program prakerja tetap dilanjutkan. Bahkan, program kartu prakerja terus dikembangkan, salah satunya melalui skill week di mana lulusan prakerja dapat berpartisipasi untuk memajukan ilmunya.

Namun, saat ini Indonesia sedang menghadapi bonus demografi yang bisa dijadikan peluang untuk keluar dari jebakan middle income (MIT). Namun, di luar bonus demografi, sektor sumber daya manusia harus lebih diperkuat untuk meningkatkan produktivitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas adalah melalui program kartu prakerja.

Menteri optimistis karena Program Kartu Prakerja merupakan program bantuan sosial pertama yang menggunakan skema pendidikan dan pelatihan serta program G-to-P yang efektif untuk menjangkau masyarakat secara langsung.

Dapat dikatakan bahwa program ini merupakan pelayanan pertama dari pemerintah kepada warga atau masyarakat. Software ini juga merupakan software e-government pertama di Indonesia yang dapat dijadikan contoh dan benchmark untuk layanan publik lainnya.

Berita Terkait: Pekerja Di Atas 30 Tahun Harus Meningkatkan Keterampilannya: CEO

Berita terkait: Menteri menyoroti manfaat yang ditawarkan Kartu Prakerja

Ditulis oleh Bayou Saputra, Recenta S
Editor: Yoni Arisaande Sinaga
Hak Cipta © Antara 2023