Panggilan untuk bergabung dengan ekosistem digital untuk membantu memulihkan ekonomi
Diposting pada Sabtu 02 Oktober 2021
Oleh: Antara News
ukuran huruf:
Jakarta: Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Siti Aziza mendorong usaha mikro, kecil dan menengah untuk bergabung dengan ekosistem digital untuk membantu memulihkan perekonomian Indonesia. Ia mengatakan dalam jumpa pers yang sebenarnya berlangsung dan bertempat tinggal di Solo, Jawa Tengah, Kamis. Aziza menyoroti sekitar 99 persen perusahaan adalah UMKM, yang menyerap 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia dan menyumbang 61 persen dari PDB negara.
Iklan
“Dari data ini kita bisa melihat betapa pentingnya UMKM bagi pen. Hal ini dapat dicapai melalui sinergi dan kerjasama dengan semua pihak – pemerintah pusat, pemerintah daerah, kementerian atau lembaga, dan tentu saja pihak swasta. Pemerintah menargetkan migrasi 30 juta UMKM akan go digital pada tahun 2024 sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Dengan demikian, diharapkan kerjasama berbagai pihak dan pemangku kepentingan dapat membantu tercapainya tujuan tersebut.
Iklan
Ia menambahkan, warga juga berperan penting dalam ekosistem UMKM karena mereka adalah konsumen utama produk-produk Indonesia. Aziza menekankan bahwa Indonesia harus bangga, dan produk Indonesia harus dibeli. “Sekali lagi, masyarakat tolong beli produk Indonesia. Ia menegaskan para pengusaha UMKM tidak takut go digital. Selain itu, Aziza menyatakan bahwa gerakan #BangkitBersama yang dilakukan oleh GoTo, raksasa teknologi Indonesia, termasuk Gojek, GoTo Financial dan Tokopedia, merupakan bagian dari upaya semua pihak untuk mendorong peningkatan UMKM demi kemajuan perekonomian Indonesia.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia berkomitmen melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi pada Asian Business Council Forum
Volume produksi diperkirakan meningkat dari 67,32 juta metrik ton pada tahun 2024 menjadi sekitar 86,31 juta metrik ton pada tahun 2033.
Apakah ibu kota masa lalu dan masa depan Indonesia hidup berdampingan secara politik dan ekonomi?