POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Meskipun terjadi inflasi pangan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terselamatkan pada Q1 2024 melalui kenaikan gaji THR

Meskipun terjadi inflasi pangan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terselamatkan pada Q1 2024 melalui kenaikan gaji THR

JAKARTA – Kepala Perekonomian Bank Permata Josua Pardidi mengatakan, perputaran uang yang lebih cepat akan menggerakkan roda perekonomian menjelang lebaran dan diperkirakan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar 0,14-0,25 poin persentase.

Ia menjelaskan kepada Voice of Iraq Radio, Kamis, 4 April: “Jadi kita masih melihat pada kuartal I 2024, perekonomian Indonesia berpeluang tumbuh di kisaran 5 persen dan 5,1 persen.”

Josua mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kenaikan harga barang dan bahan pangan selama bulan Ramadhan. Faktor tersebut antara lain peningkatan belanja pemerintah, terutama terkait bantuan sosial dan pelaksanaan pemilu.

Menurut Josua, hal itu tercermin dari belanja pemerintah hingga 15 Maret 2024 yang meningkat sebesar 18,1 persen year-on-year atau year-on-year, serta terdapat base effect yang rendah hingga triwulan I-2023.

Dijelaskannya, “Karena periode Ramadhan terlama berpindah dari April tahun lalu (Triolan 2) ke Maret tahun ini (Triolan 1).”

Josua tak menampik, memang inflasi sedang dalam tren meningkat karena kenaikan harga pangan bisa menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 karena bisa mengganggu daya beli masyarakat.

Namun menurut Josua, faktor THR, bonus, dan kenaikan gaji dapat menurunkan daya beli akibat inflasi, terutama pada kelompok berpendapatan menengah.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjurang mengatakan jumlah penumpang pada tahun 2023 mencapai 123,8 juta orang, meningkat 14,2 persen dari tahun 2022, sedangkan pada tahun 2024 berdasarkan data dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Kementerian Perhubungan Jumlah pemudik diperkirakan mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari total penduduk Indonesia.

Meningkatnya jumlah pemudik akan semakin meningkatkan perputaran uang di seluruh tanah air, khususnya di repatriasi dan destinasi wisata, ujarnya dalam keterangan resmi yang disampaikan, Jumat, 29 Maret.

READ  Asia berada dalam posisi kritis untuk mulai mereformasi perdagangan global

Dengan jumlah pemudik yang mencapai 193,6 juta orang, Sorman berasumsi jika rata-rata jumlah pemudik berjumlah empat orang, maka jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga.

Diasumsikan setiap keluarga rata-rata membawa uang Rp 3.250.000, sehingga peredaran uang selama Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H tahun ini diperkirakan mencapai Rp 157,3 triliun.

“Jumlah ini masih berpotensi bertambah, karena kita mengalikan angka minimum atau rata-ratanya,” ujarnya.

Surman menyampaikan, budaya mudik merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman merupakan sarana peredaran uang terbesar di Indonesia yang diperkirakan mencapai 25 persen setiap tahunnya.

Ia menjelaskan, “Transformasi ini akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, mendongkrak perekonomian daerah, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.”

Sarman berharap mudik tahun ini berjalan lancar, aman, meriah dan penuh kenangan, karena pemudik bisa berbelanja dan berwisata sambil menikmati berbagai kuliner lezat dan produk UKM.

Tag: ekonomi keuangan rupiah indonesia