POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Media massa berperan dalam menginformasikan Presidensi G20 Indonesia

Media massa berperan dalam menginformasikan Presidensi G20 Indonesia

JAKARTA (ANTARA) – Media nasional dan asing berperan dalam menyebarluaskan informasi terkait kerangka kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital untuk Kepresidenan G20 Indonesia, kata Kantor Staf Presiden (KSP).

“Memenangkan ketiga isu tersebut membutuhkan kerjasama dan kolaborasi yang berkelanjutan dengan semua pihak, dan itu akan membutuhkan lebih dari pemerintah (keterlibatan). Media massa dapat mengangkat isu-isu tersebut untuk memahami isu-isu apa yang sedang dibahas pada pertemuan G20 dan mendorong warga untuk ‘berpartisipasi secara aktif. dalam isu-isu itu,'” kata Strategi Komunikasi KSP. Dilla Amran, seorang pejabat kelompok, mengatakan pada hari Rabu.

Amran menyoroti masalah infrastruktur kesehatan global, khususnya Dana Pandemi yang dibentuk untuk membantu meningkatkan upaya masyarakat global untuk bersiap menghadapi pandemi di masa depan, hal yang bisa disorot media.

Dana pandemi akan digunakan untuk mendanai pembelajaran peer-to-peer untuk sistem kesehatan, komunikasi darurat dan tujuan lain untuk meningkatkan kesiapsiagaan pandemi, kata pejabat itu.

Berita Terkait: KTT G20 untuk membahas ketahanan pangan, kesehatan, transformasi digital

Menurut Amran, sumber daya manusia profesional Indonesia dapat mengakses dana untuk mempelajari pengetahuan baru dan membaginya dengan negara lain.

“Peran media massa adalah untuk menyebarkan informasi tentang keuangan pandemi dan mendorong para profesional untuk berpartisipasi aktif di dalamnya,” katanya.

Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 yang diselenggarakan di bawah kepresidenannya di Bali pada 15-16 November 2022.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya telah memastikan 17 kepala negara dan pemerintahan akan hadir dalam KTT tersebut.

“Saya kira biasanya 17-18 orang (Kepala Negara dan Pemerintahan) akan hadir. Tapi, saat ini situasinya sangat sulit untuk semua negara, jadi jika jumlah peserta mencapai jumlah (yang ditentukan) (17-18 orang), saya pikir itu sangat bagus, ”katanya, Selasa (8 November). .

READ  Tiga panduan audio berbahasa Ukraina baru diluncurkan di museum terkenal dunia

Mempertimbangkan kondisi global yang kurang kondusif saat ini, Presiden menegaskan bahwa merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk dapat menghadiri KTT ini.

Berita Terkait: Presiden menyatakan kesiapan Indonesia menyambut delegasi G20
Berita Terkait: Kerja sama G20 bantu pemulihan ekonomi global: BI