POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

IEU-CEPA: Indonesia bertujuan untuk mengejar ketertinggalan perdagangan Vietnam dengan Uni Eropa

IEU-CEPA: Indonesia bertujuan untuk mengejar ketertinggalan perdagangan Vietnam dengan Uni Eropa

JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Perdagangan RI yakin kinerja perdagangan luar negeri Tanah Air akan melampaui Vietnam setelah selesainya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

“Akses kita ke pasar UE, setelah perjanjian ini diselesaikan dan dilaksanakan, akan membawa manfaat yang lebih besar dibandingkan apa yang diterima Vietnam,” Kasan, kepala badan kebijakan perdagangan kementerian tersebut, mengatakan pada hari Rabu.

Ia mengatakan, Indonesia tertinggal dibandingkan Vietnam yang sudah memiliki perjanjian dagang dengan Uni Eropa sehingga memberikan keuntungan dalam mengekspor ke pasar Eropa.

Ia mencontohkan, volume perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada tahun 2022 hanya mencapai US$46 miliar, dibandingkan dengan Vietnam yang nilai perdagangannya pada tahun yang sama tercatat US$94 miliar pasca penerapan EPA dan EPA.

Kasan menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan menyelesaikan perjanjian EU-EEP tahun ini, sehingga memungkinkan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan perdagangannya dengan Vietnam ke Eropa.

Ia menekankan pentingnya IEU-CEPA dalam membuka lebih banyak akses ekspor Indonesia karena ketika Indonesia bisa mengekspor barangnya ke UE, akses ke pasar lain menjadi lebih mudah.

“Indonesia yang perekonomiannya lebih besar dari Vietnam sudah memikirkan dan memperhitungkan bahwa dalam hal akses kita terhadap pasar UE, kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan Vietnam,” kata Kasan.

Perundingan EU-CEPA telah memasuki putaran ketujuh belas. Pada putaran kali ini, kedua belah pihak membahas 12 aspek perdagangan bilateral, termasuk perdagangan barang dan jasa, investasi, kerja sama sistem pangan berkelanjutan, perdagangan berkelanjutan, dan pembangunan.

Ketentuan mengenai asal usul barang, energi dan bahan baku, hambatan teknis perdagangan, subsidi, kekayaan intelektual, kondisi kelembagaan, ketentuan aspek kelembagaan, dan ketentuan anti-fraud juga dibahas pada putaran ke-17.

READ  Kolaborasi BRI dan Telkom membuka akses keuangan kepada 5 juta orang dalam waktu dua tahun

Di antara 12 aspek yang dibahas, dicapai konsensus mengenai kerja sama untuk sistem pangan berkelanjutan, mengatasi hambatan perdagangan, dan menangani kondisi kelembagaan.

Negosiasi akan berlanjut tahun ini dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2024.

Berita terkait: Indonesia merundingkan isu EUDR dalam perundingan IEU-CEPA
Berita terkait: IEU-CEPA: Putaran perundingan ke-17 membahas hambatan perdagangan