POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Data GPS dapat mendeteksi gempa besar beberapa jam sebelum terjadi

Data GPS dapat mendeteksi gempa besar beberapa jam sebelum terjadi

oleh

Analisis komprehensif terhadap data deret waktu GPS menunjukkan bahwa fase awal sesar terjadi 2 jam sebelum gempa bumi besar. Namun, ketidakmampuan alat pemantauan saat ini untuk mendeteksi gelincir pada skala gempa individu tetap menjadi tantangan utama untuk prediksi gempa praktis.

Analisis global sistematis dari GPS Data deret waktu untuk hampir 100 gempa bumi besar menunjukkan bahwa ada fase persiapan sesar yang terjadi sekitar 2 jam sebelum seismik pecah.

Analisis data deret waktu GPS dari hampir 100 gempa bumi besar di seluruh dunia mengungkapkan bukti fase persiapan slip patahan, yang terjadi kira-kira dua jam sebelum retakan seismik.

Dalam perspektif terkait, Roland Bürgmann menulis, “Jika dapat dipastikan bahwa intensifikasi gempa seringkali mencakup fase awal jam, dan sarana dapat dikembangkan untuk mengukurnya secara andal, peringatan pendahuluan dapat dikeluarkan.”

Pencarian untuk memprediksi gempa bumi besar adalah tujuan jangka panjang namun sulit dipahami.

Tantangan prediksi gempa jangka pendek

Prakiraan gempa bumi jangka pendek, yang melibatkan pemberian peringatan mulai dari beberapa menit hingga beberapa bulan sebelum terjadinya gempa bumi, bergantung pada adanya sinyal pendahulu geofisika yang jelas dan dapat diamati. Studi retrospektif sebelumnya menunjukkan bahwa slip seismik lambat dapat dilihat pada patahan sebelum guncangan utama, dan berfungsi sebagai prekursor yang mungkin. Namun, hubungan antara pengamatan ini dan retakan seismik masih belum jelas. Ketidakpastian ini muncul karena pengamatan ini tidak secara langsung mendahului suatu peristiwa dan seringkali terjadi tanpa gempa bumi, meninggalkan sinyal awal yang akurat untuk memprediksi gempa bumi besar yang terlibat.

Pencarian global untuk kesalahan slip komoditas

Dalam makalah ini, Quentin Bletery dan Jean-Mathieu Nocquet mempresentasikan investigasi global yang komprehensif tentang pre-fault slip jangka pendek sebelum gempa bumi besar. Dengan menggunakan data deret waktu GPS global dari 3.026 stasiun geodesi di seluruh dunia, Bletery dan Noquet menilai perpindahan patahan hingga 2 jam sebelum 90 gempa bumi berbeda dengan magnitudo 7 ke atas. Analisis statistik dari data ini mengungkapkan sinyal halus, konsisten dengan periode percepatan eksponensial slip patahan di dekat pusat gempa, dimulai sekitar 2 jam sebelum pecah.

Pentingnya penelitian dan keterbatasannya

Menurut penulis, hasil ini menunjukkan bahwa banyak gempa besar dimulai dengan fase pra-selip, atau pengamatan mungkin merupakan bagian akhir dari proses pengukuran pra-selip yang lebih lama dan lebih sulit. Meskipun memberikan bukti adanya sinyal prekursor yang mendahului gempa bumi besar, Bletery dan Noquet mengingatkan bahwa alat pemantauan seismik saat ini tidak memiliki cakupan dan resolusi yang diperlukan untuk mendeteksi atau memantau slip pasif pada skala gempa tunggal.

Borgmann menulis, “Meskipun hasil Bletery dan Nocquet menunjukkan bahwa mungkin memang ada fase prekursor selama satu jam, tidak jelas apakah percepatan slow-slip tersebut jelas terkait dengan gempa besar atau apakah mereka dapat diukur untuk peristiwa individu dengan Ketepatan Untuk memberikan peringatan yang berguna.

Referensi: “Pendahuluan untuk Gempa Bumi Besar” oleh Quentin Plettieri dan Jean-Mathieu Noquet, 20 Juli 2023, Tersedia di sini. Ilmu.
DOI: 10.1126/science.adg2565

READ  Mata burung NASA Gold mengungkapkan dinamika misterius di antarmuka Bumi ke luar angkasa