POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Penelitian telah memperkirakan bahwa beberapa negara Pasifik tidak akan memvaksinasi populasi selama bertahun-tahun

berdasarkan pencarian baru oleh sebuah think tank Australia memperkirakan bahwa beberapa negara di Pasifik akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memvaksinasi populasi mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga think tank, Lowy Institute, menggunakan pemodelan berdasarkan tingkat vaksinasi saat ini dan faktor-faktor seperti demografi, tingkat penerimaan vaksin, dan kapasitas sektor kesehatan, menemukan bahwa sementara beberapa negara di Pasifik Memimpin dunia dalam tingkat vaksinasi, yang lain tertinggal.

“Pasifik terbagi dalam hal vaksinasi,” kata penulis studi Alexander Dayant dan seorang peneliti di Lowy Institute, memperingatkan bahwa lambatnya vaksinasi di beberapa negara meningkatkan risiko munculnya varian baru.

Dia memberi Palau 99 persen populasi memiliki setidaknya satu dosis vaksin. Tonga dan Samoa akan memvaksinasi populasi dewasa mereka sebelum akhir tahun, menurut pemodelan, yang dapat berubah.

Namun, Kepulauan Solomon diperkirakan tidak akan sepenuhnya memvaksinasi populasi orang dewasanya hingga April 2026, sementara Vanuatu diperkirakan akan membutuhkan waktu hingga saat itu untuk memvaksinasi 86 persen populasi orang dewasanya. Papua Nugini, yang paling lambat di kawasan itu, akan memvaksinasi hanya sekitar 16 persen dari populasinya pada Desember 2022.

Negara-negara ini telah terhambat oleh sistem perawatan kesehatan yang kewalahan dan wabah kesalahan informasi vaksin, kata Diyanet.

Facebook sering menjadi sumber informasi utama bagi orang-orang di sana, dan ada teori tak berdasar tentang konspirasi Barat terhadap microchip dan penyebaran ilmu hitam di media sosial, katanya, seraya menambahkan, “Disinformasi menyebar jauh lebih cepat daripada virus di Pasifik.”

Dia mengatakan negara-negara kaya dapat berbuat lebih banyak, seperti memperkuat sistem perawatan kesehatan domestik mereka. “Adalah kepentingan dunia untuk memvaksinasi negara berkembang,” katanya.