POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Mencapai transisi energi yang berkeadilan di Indonesia

Mencapai transisi energi yang berkeadilan di Indonesia

Ringkasan ini – yang kelima dan terakhir dalam seri IISD Mencapai Pemulihan Bebas Fosil di Indonesia – mengkaji mengapa prinsip-prinsip transisi yang adil penting dalam konteks Indonesia, bagaimana prinsip-prinsip tersebut diterapkan di Indonesia sebagai bagian dari pemulihan dari COVID-19, dan bagaimana negara dapat memperkuat fondasinya untuk mencapai transisi transisi energi yang adil di masa depan.

Sementara kebutuhan untuk memastikan transisi energi yang adil penting di sebagian besar dunia, ini sangat penting bagi Indonesia. Indonesia tetap menjadi pengekspor minyak dan gas bersih sampai tahun 2007, menjadi produsen minyak terkemuka secara global, dengan sekitar 746.800 barel per hari dan lebih dari satu juta barel setara minyak per hari untuk gas (Departemen Perdagangan Internasional, 2022). Demikian pula, Indonesia terus membayar lebih banyak subsidi minyak dan gas daripada yang diterima pemerintah sebagai imbalan dari sektor tersebut. Hal ini menggarisbawahi perlunya mulai merencanakan transisi yang adil untuk sektor minyak dan gas untuk menghindari masalah yang lebih besar di masa depan karena sektor ini menjadi semakin bergantung pada dana publik untuk bertahan hidup.

Apalagi, sektor batubara lebih dominan dalam perekonomian Indonesia dibandingkan minyak dan gas. Industri ini mempekerjakan setidaknya 100.000 orang pada tahun 2018. Batubara juga memainkan peran penting dalam bauran energi Indonesia, dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara menyediakan lebih dari 60 persen dari total kebutuhan listrik negara.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan bahwa transisi energi merupakan salah satu pilar utama kepresidenan G-20 pada tahun 2022. Dengan peran penting bahan bakar fosil dalam perekonomian dan masyarakat Indonesia, pemerintah perlu mulai berpikir matang tentang bagaimana mencapai transisi energi yang adil di dunia di mana permintaan bahan bakar fosil akan menyusut secara signifikan selama beberapa dekade mendatang.

READ  Tentara Indonesia menghentikan 'tes keperawanan' pada tentara wanita

Ringkasan tersebut merekomendasikan agar pemerintah meningkatkan kapasitas untuk transisi yang adil dan pelembagaan prinsip-prinsip di seluruh administrasi. Pemerintah juga harus menerima seruan dari serikat pekerja Indonesia dan melembagakan dialog sosial tripartit untuk memiliki forum yang mapan untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan transisi yang adil dan perubahan iklim. Penting juga bagi pemerintah untuk mengakui bahwa akan ada masa depan setelah batu bara dan bahwa waktunya mungkin akan datang lebih cepat dari perkiraan pemerintah saat ini, yang memperkirakan industri batu bara besar pada 1950-an.