POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia masih kekurangan guru: Kementerian

Indonesia masih kekurangan guru: Kementerian

Malang, Jawa Timur (Antara) – Salah satu masalah yang dihadapi sektor pendidikan Indonesia adalah kurangnya ketersediaan guru, kata Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

“Kekurangan guru ini akibat dari pensiunnya guru,” kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Nonuk Suryani di sela-sela wisuda 1.238 guru dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas tersebut. Muhammadiyah Malang. Universitas Muhammadiyah Malang) Malang Jawa Timur pada Selasa.

Ia menjelaskan, berdasarkan data tahun 2022, kekurangan guru di Indonesia mencapai 781.000.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah memutuskan membuka lowongan Pegawai Negeri Sipil (ASN) bagi guru dengan Perjanjian Kerja Sama (P3K).

Ia mengatakan, isu-isu strategis terkait pembangunan pendidikan nasional harus segera diselesaikan, terutama terkait layanan pendidikan yang belum merata dan rendahnya mutu pendidikan.

Suryani mencontohkan, menurut data, ada 288 kecamatan di Indonesia yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan yang kekurangan SMP.

Selain itu, kompetensi guru berperan penting dalam kualitas pendidikan yang masih rendah dan belum merata, serta belum adanya metode penilaian hasil belajar yang konsisten.

“Apalagi daya saing perguruan tinggi Indonesia masih lemah, berdasarkan publikasi dan inovasi, serta sitasi,” kata Suryani.

Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan transformasi baru terkait pendidikan, tidak hanya untuk calon guru, tetapi juga untuk memperluas perspektif guru untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asia-Pacific Center for Ecology (APCE) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Profesor Ignasius da Sutapa menyoroti peran penting Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam persiapan. Guru profesional di era digital.

Menurutnya, pendidikan di era digital ditandai dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi ke dalam pendidikan dan pengajaran. Siswa dan guru dapat dengan mudah mengakses sumber pengetahuan yang melimpah karena digitalisasi.

READ  Afrika: Nature Charter menargetkan untuk melindungi 30% daratan dan lautan secara seimbang

Namun kemudahan tersebut juga membawa tantangan tersendiri, terutama kemampuan menciptakan inovasi dan kolaborasi yang dapat menjadi modal penting bagi kemajuan lembaga pendidikan dan terciptanya sumber daya manusia berkualitas yang mampu bersaing secara global.

“Literasi dalam pendidikan perspektif lama, seperti membaca, menulis, dan berhitung sudah tidak memadai lagi. Pendidik dan peserta didik harus mampu memaknai literasi baru di era digital yang meliputi literasi data, kemampuan membaca dan menganalisis informasi di dunia digital, dan literasi teknologi kata Sutapa.

Sementara itu, Wakil Rektor UMM Syamsul Arifin berharap ribuan guru baru mampu menjawab tantangan masa depan.

Arefin juga mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud atas kepercayaannya kepada UMM untuk mempersiapkan guru-guru profesional masa depan.

“UMM ingin berkontribusi menyiapkan SDM unggul untuk kemajuan negara,” ujarnya.

Berita terkait: Guru harus lebih fokus pada kemampuan siswa: pelayanan
Berita terkait: Teknologi dalam “Merdeka Belajar” menjangkau lebih banyak guru dan siswa: pemerintah

Diterjemahkan oleh: Endang Sukarelawati, Resinta S.
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2023