POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Energi terbarukan membuat setidaknya 48% dari rencana listrik Indonesia 2021-2030

Energi terbarukan membuat setidaknya 48% dari rencana listrik Indonesia 2021-2030

Seorang wanita mengambil gambar bilah kipas pembangkit listrik tenaga angin di Sidenreng Rappang, Pulau Sulawesi di Indonesia, 15 Januari 2018. Foto diambil 15 Januari 2018. Antara Foto / Yusran Uccang via REUTERS

Seorang pejabat senior Kementerian Energi Indonesia mengatakan pada hari Jumat bahwa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam rencana kelistrikan nasional 2021-2030 menjadi setidaknya 48% dari 30% dalam rencana 2019-2028.

Rencana Penyediaan Tenaga Listrik Nasional (RUPTL) adalah pedoman penyediaan energi yang dikembangkan oleh pemerintah untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk jangka waktu 10 tahun, tetapi rencana tersebut ditinjau secara berkala.

“Kami ingin RUPTL lebih hijau. Artinya, porsi terbarukan akan lebih besar dari RUPTL sebelumnya,” kata Reza Muliana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dalam keterangannya.

Berdasarkan RUPTL saat ini, batu bara diharapkan dapat memenuhi 48% kebutuhan listrik di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu. Indonesia adalah produsen dan pengekspor utama batubara termal.

Untuk mencapai pedoman energi terbarukan yang direncanakan, Reda mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga diesel akan diubah menjadi pembangkit energi terbarukan, sementara yang lama akan dinonaktifkan, di antara upaya lainnya.

PLN mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara sebagai bagian dari rencananya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

Pada saat yang sama, Departemen Energi juga merancang program terpisah untuk mencapai tujuan bersih-nol emisi, kata Reda.

“Tapi juga yang penting bagaimana kita memenuhi kebutuhan energi yang menurutnya akan meningkat sementara di sisi lain kita mengurangi pengoperasian PLTU dan kemudian menggantinya,” katanya.

Kriteria kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.