POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia |  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan tiga poin utama paket kebijakan ekonomi

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan tiga poin utama paket kebijakan ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Humas Sekretariat Kabinet/Rahmat)

Di tengah gejolak ekonomi global, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan kekeringan akibat El Nino, pemerintah melalui Kementerian Keuangan meluncurkan APBN (APBN) Paket kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi.

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi tersebut Dia menekan CKesimpulan dari Buku informasi anggaran negaraABBIN Kita“, Di Jakarta, Rabu (25/10).

Terkait dengan L nino, Menkeu melanjutkan, terjadinya fenomena El Niño menyebabkan kenaikan harga-harga bahan pokok, termasuk beras, sehingga turut berkontribusi terhadap tingginya inflasi. Selain L NinoTingginya suku bunga di negara-negara maju dan lemahnya prospek perekonomian global memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan masyarakat di Indonesia.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, APBN perlu memberikan perlindungan dengan meningkatkan bantuan sosial,” kata Menkeu.

Lanjutnya, dengan mencermati kebijakan tersebut, masyarakat berpenghasilan rendah yang terdampak tetap dapat mendorong kegiatan ekonomi dan usaha kecil dan menengah dapat terus didukung melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Poin-poin dalam paket kebijakan tersebut adalah sebagai berikut.

PertamaDan penguatan program bantuan sosial. Pemerintah akan menyalurkan bantuan beras dan bantuan langsung tunai yang bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan tingkat inflasi.

Sekadar informasi, bantuan beras akan disalurkan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (10 kilogram per keluarga) selama Desember 2023 dengan total anggaran sebesar 2,67 triliun rupiah. BLT akan disalurkan kepada 18,8 juta rumah tangga penerima manfaat (Rp 200.000 per rumah tangga per bulan) selama November-Desember 2023 dengan total anggaran Rp 7,52 triliun.

Kedua,Mempercepat realisasi KUR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran usaha mikro, kecil dan menengah.

READ  Eric Tohir: Produsen Mobil Listrik Terbesar Dunia Ingin Investasi di Indonesia

“Kami terpacu KUR bisa mencapai target sebesar Rp 297 [trillion] tahun ini. “Kami melihat pelaksanaan KUR melambat pada semester I, sehingga kami mohon percepatan untuk mencapai tujuan tersebut,” imbuhnya.

KetigaMendorong sektor pembangunan perumahan tidak hanya bertujuan untuk mendongkrak sektor real estate, namun juga membantu masyarakat berpendapatan rendah untuk memiliki rumah.

Pemerintah akan memberikan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk perumahan baru dengan harga di bawah Rp 2 miliar. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan biaya administrasi (BBA) kepada masyarakat berpenghasilan rendah hingga Rp 4 juta per hunian. Lebih lanjut, pemerintah juga akan meningkatkan target Bantuan Terpadu Perumahan Sejahtera (RST) bagi masyarakat rentan sebanyak 1.800 rumah.

“Kami berharap dapat menjaga perekonomian kita di tengah ketidakpastian global,” tambahnya. (FID/Perserikatan Bangsa-Bangsa) (AP/RAS/sayap kiri)