POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

RT-LAMP mendeteksi Covid-19 dalam satu jam: BRIN

Jakarta (ANTARA) – Uji molekuler Covit-19 berbasis metode RT-LAMP (reverse transcription loop-mediated isothermal amplification) yang dapat memberikan hasil dalam waktu kurang dari satu jam, jauh lebih cepat dibandingkan uji RT-PCR.

Tjandrawati Mozef, peneliti di Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berkomentar di sebuah acara online, Senin.

Dia mengatakan reaksi multiplikasi gen target dapat berlanjut dalam waktu satu jam menggunakan metode RT-LAMP.

Dengan begitu, diagnosis Covit-19 dapat diperoleh dengan cepat dengan akurasi yang sama dengan tes RT-PCR, ujarnya.

Dalam waktu 30 menit, proses penggandaan mulai terjadi, ia mengamati.

Selain itu, RT-LAMP dapat mendeteksi Omicron dan SARS-CoV-2 dalam sampel hingga nilai batas rotasi PCR (Ct) 36, kata Mozef. Nilai Ct yang tinggi menunjukkan beban virus yang rendah, tambahnya.

Ia menambahkan, pihaknya sangat menantikan RT-LAMP yang dikembangkan dirinya dan timnya sebagai metode alternatif pengujian molekuler virus SARS-CoV-2 penyebab Covit-19. Ia menambahkan, hal itu diharapkan segera direalisasikan.

Berita Terkait: Mengembangkan vaksin COVID-19 dalam negeri adalah tantangan besar: BRIN

Mozef mengatakan jika pengujian PCR tidak memungkinkan di suatu wilayah tertentu karena kurangnya peralatan PCR, RT-LAMP akan menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pengujian COVID-19 di wilayah tersebut.

Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah mengakses tes Pemerintah-19, katanya.

RT-LAMP tidak memerlukan perangkat PCR, sehingga karena strukturnya yang isotermal dapat menunjukkan efisiensi dan kecepatan yang relatif tinggi dalam mendeteksi COVID-19 secara sederhana, jelasnya.

Oleh karena itu, selain metode berbasis molekuler lainnya seperti RT-PCR, RT-Lamp dapat memenuhi kebutuhan metode lain untuk mendeteksi Pemerintah-19 di dalam negeri, tambahnya.

Sementara itu, Jenny Mylana, Kepala Pusat Penelitian Kimia BRIN, mengatakan menggunakan RT-LAMP untuk pengujian COVID-19 lebih murah daripada menggunakan RT-PCR.

READ  Para ahli menyalahkan 'diskon' yang besar pada denda bagi miliarder kelapa sawit Indonesia

Berita Terkait: BRIN fokus pada pengembangan vaksin pada 2022