POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Meskipun tidak ada kematian akibat infeksi Omigron, tingkat kewaspadaan tetap tinggi

Meskipun tidak ada kematian akibat infeksi Omigron, tingkat kewaspadaan tetap tinggi

Tempo.co., Jakarta Pemerintah ke-19 Indonesia Omigron Hingga 15 Januari, tercatat 748 kasus dan total kasus virus corona bertambah menjadi 1.054. Negara ini terakhir mencatat lebih dari 1.000 kasus harian pada 14 Oktober 2021.

Pada 16 Januari, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Bandhjaitan mengatakan, “Meskipun ada peningkatan kasus yang signifikan, sejauh ini Omigron belum mencatat kematian.

Menurut Luhut, koordinator yang ditunjuk Pengendalian Operasi Masyarakat (PPKM) Jawa-Pali, sistem kesehatan saat ini dijamin siap menghadapi gelombang Omigron mulai pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, Menteri Kesehatan Pudi Gunadi Sadiq dalam konferensi pers pada hari Minggu memperkirakan penyebaran varian Cocid-19 Omicron saat ini tidak dapat dihindari dan akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari atau pertengahan Maret 2022.

Pada 16 Januari, Menteri Kesehatan mengatakan, “Masyarakat harus siap dengan peningkatan pesat kasus variasi omigran di Indonesia dalam 35-65 hari.”

Terlepas dari peringatan yang mendesak ini, menteri mendesak orang untuk menghindari kepanikan karena peluncuran Omigran kurang berbahaya dan tidak akan membebani sistem kesehatan nasional karena varian Delta meletus tahun lalu.

“Ini terbukti di negara lain yang 30-40 persen varian delta dirawat di rumah sakit,” kata Gunadi. “Meskipun jumlah kasus yang tinggi dan tingkat penyebaran yang cepat, penerimaan di rumah sakit rendah.”

Ini mengarah pada seruan publiknya kepada publik bahwa “setiap anggota masyarakat tidak perlu panik jika kasus meningkat. Waspada dan kami akan memantau dengan cermat jumlah yang dirawat di rumah sakit.

Meski demikian, pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) mengingatkan agar masyarakat tidak salah paham dengan apa yang dikatakan Erlina Burhan dan Citi Chettiatti. Omigron Tidak berbahaya seperti tipe-tipe sebelumnya.

READ  Rencana Indonesia Pintar tingkatkan prestasi siswa: KSP

“Varian ini masih diteliti, kurang intens dibanding delta, tapi masih diteliti. Bisa bertambah kalau kita tidak berkomitmen mengurangi penyebaran,” kata Citi pekan lalu.

Melangkah: Awal dari Omigron tidak bisa dihindari tetapi ‘tidak perlu takut’ kata Menteri Kesehatan

Noorita Devi