POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

RI mengikuti OKI Halal Expo untuk mendukung ekosistem perdagangan Halal yang berkelanjutan

RI mengikuti OKI Halal Expo untuk mendukung ekosistem perdagangan Halal yang berkelanjutan

Jakarta (Antara) – Indonesia telah berpartisipasi dalam pameran perdagangan halal terbesar di dunia, OKI Halal Expo yang telah memasuki tahun kesembilan dalam rangka mendukung ekosistem perdagangan halal yang berkelanjutan.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam, menurut keterangan KBRI Ankara yang dilansir pada Minggu.

Pameran Halal ke-9 diselenggarakan bersamaan dengan World Halal Summit ke-8. Tahun ini, kegiatan tersebut mengambil tema “Untuk Perdagangan Berkelanjutan: Mengeksplorasi Semua Aspek Industri Halal Global yang Berkembang”.

Kegiatan tersebut diresmikan secara resmi oleh Menteri Keuangan Turki Noureddine Al-Nabati dan dihadiri oleh Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam serta para menteri dan pejabat terkait (24/11).

Upacara pembukaan dihadiri oleh sekitar 3.000 tamu VIP di Pusat Pameran Istanbul, dengan sejumlah acara meriah.

Menteri Koordinator Indonesia hampir hadir. Di antara perwakilan Indonesia yang hadir dalam pembukaan tersebut adalah Dubes RI untuk Turki, Kepala Badan Standardisasi Nasional, Kokoh S. Ahmed, dan Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Ferri Angregono.

Perwakilan badan pengatur halal Indonesia, LPPM MUI dan BP Tanjung Pinang sebagai kawasan industri pendukung industri halal juga hadir.

“Indonesia mendukung penuh perdagangan berkelanjutan dalam memajukan industri halal, dan kami ingin menciptakan ekosistem untuk mendukung Indonesia menjadi global halal hub,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto saat peresmian.

Selain itu, Menko juga mengimbau negara-negara OKI untuk saling bekerja sama demi kemajuan industri Halal.

“Penggerak industri halal di dunia adalah pertumbuhan demografis dan peningkatan pendapatan per kapita umat Islam, namun situasi krisis energi dan krisis pangan saat ini menuntut kelangsungan industri halal di tengah terganggunya rantai pasok global.
Duta Besar Indonesia untuk Turki Dr. Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa Indonesia sebagai produsen bahan baku dapat menjadi pendukung ekosistem global yang berkelanjutan untuk perdagangan halal.

READ  Indonesia membutuhkan 106 juta dolar AS. Berinvestasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024

Usai pembukaan, Menteri Keuangan Turki dan para pejabat resmi membuka kegiatan Halal Fair dan berkeliling area pameran.

Paviliun Indonesia diikuti oleh 38 peserta pameran yang tergabung dalam 12 paviliun besar kementerian/lembaga dan dinas perdagangan daerah/provinsi.

Di paviliun seluas 323 meter persegi itu, dihadirkan produk-produk halal Indonesia, antara lain tekstil, makanan halal, kosmetik halal, dan obat-obatan halal global. Selain berbagai produk halal, paviliun Indonesia juga menampilkan LPPM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal di Indonesia dan BP Tanjung Pinang sebagai kawasan industri pendukung industri halal.

Sementara itu, Bidang Perekonomian KBRI Ankara, Rahmawati Ali mengatakan, tahun ini merupakan kali kedua KBRI Ankara mengikuti kegiatan tersebut. Antusiasme pelaku bisnis dan regional tampak meningkat.

“Sejalan dengan membaiknya situasi pascapandemi COVID-19 dan optimisme terhadap perkembangan industri halal global, paviliun Indonesia dapat menampilkan lebih banyak peserta pameran dengan kualitas yang lebih tinggi dan produk yang berbeda tahun ini,” katanya.

Pameran Halal OKI tahunan diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Perdagangan Islam (ICDT) dan Institut Standar dan Metrologi untuk Negara-negara Islam (SMIIC), sebuah badan dari Organisasi Kerjasama Islam.

Dalam acara 2022, sekitar 500 pembeli profesional dari 96 negara di seluruh dunia, terutama Timur Tengah, Eropa Barat, Eropa Tengah, dan Balkan, berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Pameran ini diharapkan mampu menampung sekitar 5.280 pertemuan bisnis dan menarik perhatian lebih dari 50.000 pengunjung.

Sementara itu, KTT Halal Global ke-8 menghadirkan 48 pembicara dari 16 negara dalam 11 sesi selama tiga hari hingga 26 November 2022.

Konferensi tersebut menghadirkan pembicara dari pejabat pemerintah, badan pengatur halal, akademisi dan industri dari berbagai belahan dunia, dan mengangkat isu standarisasi infrastruktur kualitas halal, peluang ekonomi baru di industri halal, keuangan halal, rantai pasokan halal, makanan halal dan halal. makanan. Obat-obatan, Teknologi penjaminan mutu halal, Industri pengemasan halal, Keberlanjutan industri pariwisata halal.

READ  Penggabungan 2 unicorn terbesar Indonesia membuat pesaing raksasa fintech

Berita Terkait: Empat puluh negara berusaha menyelaraskan standar sertifikasi halal: govt
Berita Terkait: Teknologi dan penelitian penting untuk pengembangan industri Halal: BRIN