POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pakar merekomendasikan komunikasi yang diekstraksi untuk mengurangi penyebaran merokok

Pakar merekomendasikan komunikasi yang diekstraksi untuk mengurangi penyebaran merokok

TEMPO.CO, JakartaPemerintah harus menerapkan strategi komunikasi segregasi dalam kampanye untuk mengurangi Merokok Menyebar dengan mengadopsi pendekatan kampanye yang berbeda ke kelompok masyarakat yang berbeda, kata Cole, seorang profesor di Universitas Sahid Jakarta.

Goliath mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di sini pada hari Minggu bahwa pemerintah telah menyetujui langkah-langkah untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia dan 65 juta orang saat ini terdaftar.

Salah satu langkahnya, kata dia, adalah meningkatkan grafik peringatan kesehatan yang harus tertera di setiap bungkus rokok, dan melengkapi sistem ini dengan strategi komunikasi yang komprehensif.

“Dari perspektif komunikasi, kami perlu meningkatkan kampanye kami karena kami menggunakan gambar (peringatan kesehatan grafis) yang identik untuk semua kelompok masyarakat, dari siswa sekolah dasar hingga mahasiswa pascasarjana,” kata Kohl.

Studi menunjukkan bahwa menggunakan gambar grafis untuk mengurangi jumlah perokok, peringatan kesehatan grafis tidak efektif, jelasnya.

Cole merekomendasikan kepada pemerintah agar mempekerjakan masyarakat umum dan petugas kesehatan, dan menyebarkan berita tentang risiko kesehatan tembakau ke berbagai khalayak melalui berbagai media.

“Pendekatan yang berbeda harus digunakan untuk audiens yang berbeda dan komunikator yang berbeda dan strategi penyampaian berita harus direncanakan. Kita juga harus memastikan bahwa proses komunikasi mencerminkan keadaan objektif yang dihadapi audiens,” katanya.

Selain itu, ia merekomendasikan kepada pemerintah untuk mendorong konsumsi produk alternatif tembakau, karena perkiraan independen menyimpulkan bahwa produk alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada tembakau.

“Masyarakat perlu diinformasikan dengan benar tentang produk alternatif yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah Tembakau. Ini harus dilakukan dengan menghadirkan bukti empiris,” kata Cole.

READ  Biaya Studi Program Psikologi di Perguruan Tinggi Yogyakarta

Melangkah: Industri tembakau mengkritik penghentian merokok yang diterbitkan oleh Anis Basvedan

Di antara