POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Investasi di Indonesia fokus pada ekonomi hijau

Investasi di Indonesia fokus pada ekonomi hijau

Indonesia berupaya memperluas pertumbuhan dan potensi investasinya dengan berfokus pada ekonomi hijau dan industri manufaktur untuk menambah nilai produksi sumber daya alam saat ini.

Negara ini memiliki kekayaan batu bara, nikel, timah, tembaga, dan bauksit, yang digunakan dalam industri aluminium. Dalam hal sumber daya alam, Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah terbesar dan eksportir terbesar kedua.

Berbicara di Indonesia Investment Forum 2023, yang diadakan di London pada bulan Oktober, Nurul Ichwan, Wakil Menteri Promosi Investasi Kementerian Investasi Indonesia, mengatakan: “Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun kapasitas kita di bidang teknologi terbatas, sedangkan sumber daya alam yang ada di Indonesia sangat terbatas. dengan maju Mereka tidak memiliki banyak modal untuk sumber daya alam jenis ini.

Salah satu bidang fokusnya adalah pengembangan produk sampingan dari komoditas utamanya, seperti biofuel. Produk-produk tersebut antara lain bioavtur, biofuel yang diformulasikan untuk industri penerbangan, yang diproduksi menggunakan minyak sawit olahan. Prioritas Kementerian Investasi adalah Indonesia akan memenuhi permintaan global akan biodiesel dan biofuel sebesar $95,4 miliar pada tahun 2045. Sementara itu, bioetanol yang dihasilkan dari tanaman pertanian umum seperti tebu, kentang, dan jagung diharapkan mencapai 22,4 miliar dolar AS. Miliar dolar.

Mobil listrik

Bidang lain yang diidentifikasi mengalami pertumbuhan adalah produksi kendaraan listrik. “Kami ingin memiliki ekosistem manufaktur baterai EV di Indonesia,” kata Pak Ichwan.

Sejauh ini, Indonesia telah menyetujui kemitraan dengan produsen kendaraan listrik Asia, Amerika, dan Eropa. Perkembangannya mencakup kemitraan senilai $8 miliar dengan Foxconn Taiwan, $5 miliar dengan CNGR Tiongkok, dan $2,3 miliar dengan PowerCo Jerman.

Hal ini didukung oleh insentif untuk mendukung pengembangan ekosistem EV, termasuk beberapa keringanan pajak, seperti kredit pajak, keringanan pajak, dan pembebasan bea masuk. Manfaat finansial dan non-finansial lebih lanjut berlaku bagi investor di ekosistem EV, termasuk diskon 35-50% harga listrik yang diberikan kepada perusahaan stasiun pengisian kendaraan listrik milik negara (SPKLU), kemudahan memperoleh izin SPKLU, dan aset tertimbang menurut risiko untuk tm. Mengurangi pembiayaan mobil listrik baik produksi maupun pembelian dari 75% menjadi 50%.

READ  Jalan menuju Indonesia bebas karbon - Majalah PV Internasional

Saat berbicara di Indonesia Investment Forum 2023, John Morton, penasihat senior keberlanjutan di Standard Chartered, mengatakan bahwa perkembangan ini mempunyai kompleksitas tambahan: “Indonesia mempunyai peran dalam perekonomian rendah karbon. Ada peningkatan permintaan kendaraan listrik di Asia. Namun hal ini memerlukan ekstraksi dan pengembangan mineral serta komponennya. Artinya, dibutuhkan lebih banyak tambang dan smelter untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

produksi energi

Indonesia sedang mengambil langkah besar dalam mengembangkan infrastruktur terbarukan, namun masih memiliki sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara.

Negara ini telah menetapkan target bauran energi untuk mengintegrasikan 42% energi baru terbarukan pada tahun 2030. Proyek yang saat ini sedang dikembangkan meliputi pembangkit listrik tenaga surya terapung Serata, yang mampu menghasilkan 145 MW, dengan biaya investasi sebesar $129 juta; Pembangkit listrik Window-Sidrab, dengan kapasitas 75 megawatt dan biaya $150 juta; Dan PLTS Likupang dengan kapasitas maksimal 21 MW dan biaya investasi sebesar $29,2 juta.

Namun, terdapat permasalahan pada infrastruktur pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada. “Di Indonesia, armada batu bara sudah dibangun, tapi usianya baru delapan atau sembilan tahun. Itu tantangannya, bagaimana menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara sebelum digunakan secara alami, dan menggabungkan kredit karbon dengan mekanisme lain untuk mencapai tahap awal. -keluar,” kata Morton.

Selain itu, geografi Indonesia yang memiliki 6.000 pulau berpenghuni membuat komunikasi menjadi rumit.

“Indonesia bukanlah sebuah jaringan tunggal yang kohesif, meski sudah banyak upaya yang dilakukan. Negara ini menghadapi skenario sulit dimana terdapat kapasitas yang signifikan di Pulau Jawa, namun pulau-pulau lain perlu meningkatkan kapasitasnya,” kata Morton. jaringan.” Independen. Terdapat juga kekurangan global atas kabel arus searah tegangan tinggi yang diperlukan untuk menyalurkan listrik. Terdapat permasalahan dalam pembangunan energi captive di Sulawesi, namun permasalahan tersebut juga dipadukan dengan cara mengurangi penggunaan batu bara di Pulau Jawa.

READ  Menkeu: Pengurangan Subsidi BBM Bisa Dukung Perekonomian Indonesia

“Sektor swasta dapat duduk bersama pemerintah dan menjelaskan hambatan-hambatan yang mereka hadapi dalam berinvestasi. Bank-bank pembangunan multilateral dapat datang dan mengerjakan proyek-proyek dengan bank-bank komersial. Hal ini memungkinkan para pemain kunci untuk bekerja sama.

Kredit karbon

Bidang lain yang sedang dieksplorasi adalah bagaimana caranya Kredit karbon dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Dengan luas hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, serta wilayah hutan bakau dan lahan gambut terluas, Indonesia diperkirakan mampu menyerap 1,3 miliar ton emisi karbon setiap tahunnya. Selain itu, rumput laut dan rumput laut juga diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar bagi negara.

Proyek berbasis alam menyediakan $18,2 miliar per tahun untuk ekonomi karbon. Indonesia memiliki Natural Climate Solution (NCS) terbesar kedua, setelah Brazil. Indonesia mempunyai potensi untuk memasok 20% kebutuhan kredit karbon global.