POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Gugus Tugas Covid-19 minta lima provinsi perkuat protokol

Gugus Tugas Covid-19 minta lima provinsi perkuat protokol

Hanya 17 dari 34 provinsi (hasil pemantauannya) minggu lalu — antara 25–31 Juli 2022.

JAKARTA (Antara) – Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mendesak pemerintah lima provinsi yang mencatat penambahan kasus Covid-19 terbanyak untuk mendorong penerapan protokol kesehatan.

“Menurut studi lapangan, orang yang memakai masker (protokol kebersihan untuk dipakai) kurang dari jarak sosial,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Vikku Adisasamido dalam konferensi pers virtual tentang perkembangan Covid. 19 manipulasi, yang diakses dari sini pada hari Kamis.

Selain itu, efektivitas pemerintah daerah dalam memantau dan melaporkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan mengalami penurunan.

“Hanya 17 dari 34 provinsi (hasil pemantauannya) minggu lalu – antara 25-31 Juli 2022,” kata juru bicara itu.

Menurut laporan terbaru dari 17 provinsi, lebih dari 40 persen kecamatan/desa gagal mematuhi protokol penggunaan masker, sementara lebih dari 20 persen gagal mematuhi norma social distancing.

Berita Terkait: Bukti Kemandirian Nasional Vaksin Covid-19 Produksi BUMN: MPR

Pekan ini tambahan kasus dilaporkan di lima provinsi: DKI Jakarta (19 ribu kasus), Jawa Barat (7 ribu), Banten (4 ribu), Jawa Timur (2 ribu), dan Kalimantan Selatan (610).

Oleh karena itu, tingkat kepatuhan protokol kesehatan di lima provinsi tersebut perlu dievaluasi kembali, kata Adisazamito.

Ia mencontohkan, tingkat kepatuhan protokol terkait penggunaan masker dan jaga jarak di Provinsi Jawa Barat kurang dari 20 persen.

“Saya berharap masyarakat dan pemerintah daerah yang mengawal (menegakkan) protokol kesehatan akan membangun kembali dan menjaga kepatuhan dan kepatuhan (terhadap protokol), serta tidak meremehkan dampak epidemi,” katanya. Tersebut.

Berita Terkait: MPR desak pemerintah sosialisasikan vaksinasi di dalam negeri

Juru bicara itu juga mencontohkan, jika jumlah kasus COVID-19 terus ditekan, beban kesehatan masyarakat ke depan akan semakin meningkat.

Studi telah menunjukkan bahwa pasien memerlukan perawatan medis lebih lanjut karena masalah kesehatan setelah pemulihan dari Covid-19, katanya.

“Potensi (gangguan kesehatan tambahan) lebih tinggi jika pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa,” imbuhnya.

Berita Terkait: Kasus COVID mingguan meningkat 15 kali lipat dalam dua bulan: Gugus Tugas

Berita Terkait: Vaksin covid domestik akan segera menyelesaikan fase uji klinis akhir