JAKARTA (ANTARA) – Indonesia kecil kemungkinannya akan terkena dampak fenomena gelombang panas yang terjadi di negara-negara Asia Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara saat ini, menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Secara geografis, Indonesia aman dari fenomena gelombang panas,” kata Eddie Hermawan, peneliti Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer BRIN, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dijelaskannya, negara-negara yang menghadapi gelombang panas ini terletak di belahan bumi utara yang wilayahnya didominasi daratan, seperti India dan Vietnam.
Hermawan mengatakan fenomena seperti itu bukanlah hal baru bagi negara-negara tersebut dan cenderung mereka alami saat matahari bergerak ke arah utara.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara maritim dan letaknya lebih condong ke belahan bumi selatan.
Laut membutuhkan waktu lebih lama untuk menyerap dan melepaskan panas, sehingga negara-negara maritim tidak terlalu rentan terhadap gelombang panas yang saat ini dialami di Belahan Bumi Utara.
Ia menjelaskan, “Matahari meninggalkan khatulistiwa dan bergerak ke belahan bumi utara. Karena wilayah Gujarat dan Hyderabad di India gersang dan memiliki air yang terbatas, tanah mereka mengakumulasi panas matahari.”
Berbeda dengan lautan, wilayah daratan lebih cepat menyerap dan melepaskan panas, ujarnya. Ia menambahkan, penyerapan panas matahari lebih baik di daerah yang posisi mataharinya berada di utara.
Peneliti kemudian memastikan bahwa panas tersebut didistribusikan secara merata ke seluruh planet. Namun, negara-negara di daratan dan lautan merespons panas secara berbeda berdasarkan karakteristik regionalnya.
Ia juga mengatakan, Indonesia belum pernah mencatat gelombang panas sepanjang sejarahnya, dan mencatat beberapa wilayah Indonesia hanya mengalami lonjakan panas yang bersifat sementara, dengan suhu mencapai 40-42 derajat Celcius.
Ia menambahkan: “Apakah gelombang panas berbahaya? Tentu saja berbahaya bagi negara-negara daratan, tetapi tidak bagi Indonesia.”
Berita Terkait: Suhu panas di seluruh Indonesia bukan disebabkan oleh gelombang panas: BMKG
Berita terkait: Puncak musim kemarau memicu kebakaran lahan dan semak: Menteri
“Pemikir. Fanatik internet. Penggemar zombie. Komunikator total. Spesialis budaya pop yang bangga.”
More Stories
Republik Rhode Island mempersiapkan 15 pekerja kesehatan untuk misi kemanusiaan di Gaza
Megawati Indonesia mengirimkan pesan dukungan kepada Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS
Eropa mengaktifkan latihan Pitch Black 2024