JAKARTA (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendesak pemerintah daerah dan warga mengidentifikasi jenis bencana alam di wilayahnya masing-masing untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana.
“Kita perlu menciptakan kesadaran bencana di kalangan warga dan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi jenis bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu.
Menutup Rapat Koordinasi Nasional Agenda Mitigasi Bencana Tahun 2024 di Bandung, Jawa Barat, Effendi mengatakan sifat bencana alam yang bersifat siklus memungkinkan untuk diidentifikasi.
Ia mencatat bahwa memahami sifat bencana alam akan membantu pemerintah daerah mengatasinya dengan benar dan menghindari korban jiwa.
“Saya berharap pemerintah daerah bisa belajar mengenai bencana alam di daerahnya. Longsor, banjir, dan letusan gunung berapi bisa terjadi kapan saja, dan siklusnya harus diketahui,” ujarnya.
Hal ini, tegasnya, akan membantu pemerintah daerah meningkatkan mitigasi dan tanggap bencana ketika terjadi bencana alam, serta membantu mengembangkan strategi dan kebijakan tanggap bencana yang inovatif dan tepat.
Effendi menghimbau pemerintah daerah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mitigasi dan penanganan bencana alam.
Ia juga mendorong mereka untuk mempelajari negara-negara rawan bencana lainnya yang memiliki strategi mitigasi bencana yang lebih baik.
“Harus diadakan lokakarya untuk meningkatkan peran pemerintah daerah karena pada akhirnya merekalah yang bertanggung jawab dalam upaya mitigasi bencana,” kata Effendi.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharianto mengatakan Indonesia akan lebih banyak mengalami bencana hidrometeorologi pada tahun 2023 akibat perubahan iklim. Bencana alam menyebabkan lebih sedikit kerusakan, korban jiwa dan cedera pada tahun tersebut dibandingkan tahun 2022.
Namun jumlah warga terdampak bencana mengalami penurunan dari 9.628 jiwa menjadi 6.081 jiwa pada tahun 2022, dan jumlah bangunan rusak menurun sebesar 63,3 persen menjadi 35.933 jiwa dari 97.891 jiwa pada tahun 2022.
Berita terkait: Wakil Presiden Pengembangan Teknologi Berkelanjutan untuk Mitigasi Bencana
Berita terkait: Pemerintah harus serius melakukan mitigasi bencana alam: MPR
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali