Pemandangan indah matahari terbenam di atas sawah dan pohon palem di Sam Kok, Provinsi Badum Thani. (Gambar file: Bangkok Post)
JAKARTA: Malaysia dan Indonesia telah sepakat bahwa harga minyak sawit dunia harus ditentukan oleh dua produsen besar, yang tidak boleh bersaing, kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Jacob setelah bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, Jumat.
Banyak isu yang dibahas kedua pemimpin dalam pertemuan di Jakarta itu, termasuk harga minyak sawit, katanya tanpa merinci lebih jauh perdebatan sawit itu.
Harga minyak sawit harus ditentukan bersama oleh Malaysia dan Indonesia dan tidak boleh ada persaingan harga karena Malaysia dan Indonesia adalah dua negara yang menguasai total ekspor minyak sawit,” kata Ismail Sabri.
Kedua negara Asia Tenggara tersebut menyumbang sekitar 85% dari produksi minyak sawit dunia.
Namun, karena produsen mengutip harga global untuk biaya produksi mereka, produsen terbaik Indonesia berjuang untuk mengendalikan harga minyak goreng rumahan. Para pejabat sebelumnya mengatakan bahwa harga domestik dan internasional tidak boleh digabungkan.
Indonesia mengendalikan volume ekspor awal tahun ini dan mengendalikan harga minyak sawit mentah dan minyak yang dijual di dalam negeri, tetapi kemudian membatalkan kebijakan tersebut.
Djokovic, yang dikenal luas sebagai presiden Indonesia, tidak menyebut Palmyra dalam komentarnya.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi