[Updated at 06:39 p.m. on Sunday, Jun 20, 2021, add information about the government’s vaccination program in the 16th paragraph]
Jakarta. Sebagian besar dari 308 tenaga kesehatan yang divaksinasi dengan vaksin coronavirus synovac di Gudas, Jawa Tengah, terkena dampak parah dari varian delta virus corona baru, yang mengatasi penyakit itu minggu lalu, yang merupakan indikasi menggembirakan dari seberapa tinggi biaya vaksin yang dibuat. di Cina adalah.
Pemberian vaksin Pemerintah-19 kepada tenaga kesehatan di daerah tersebut terbukti efektif melindungi mereka dari kondisi buruk, kata Badai Ismoyo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gudas.
“Saat ini, 90 persen tenaga kesehatan wiraswasta dapat kembali bekerja dan kembali mengabdi kepada masyarakat,” kata Badai dalam keterangannya, Jumat.
“Ini kabar yang menggembirakan. Selain itu, ini menunjukkan bahwa vaksin yang diberikan kepada mereka sangat efektif dalam melindungi dari kondisi buruk,” katanya.
Hingga 12 Juni, 308 petugas kesehatan di Gudas telah dinyatakan positif terinfeksi Pemerintah-19.
Penyebaran Govt-19 di Gudas sangat cepat dan masif, membuat pejabat kesehatan curiga bahwa varian virus baru yang lebih menular telah tiba di wilayah tempat para pekerja migran Indonesia kembali dari luar negeri.
Urutan genetik dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta membenarkan dugaan tersebut. Universitas pekan lalu melakukan sekuensing genetik pada 34 sampel virus dari distrik tersebut, 28 di antaranya milik varian delta, mutasi SARS-CoV-2 pertama yang terdeteksi di India.
Namun, pejabat kesehatan optimis tentang penyebaran virus yang terbatas di antara petugas kesehatan yang divaksinasi dan pemulihan yang cepat dari keduanya yang terinfeksi.
Badai mengatakan sebagian besar petugas kesehatan di wilayah tersebut menerima vaksin Pemerintah-19 selama program vaksinasi pemerintah dari Januari hingga Maret.
Kabupaten Gudas menggunakan vaksin Sinovak Kovak, yang sejauh ini menyumbang lebih dari 89 persen pasokan vaksin Indonesia.
Per 17 Juni, 6.085 petugas kesehatan dan pembantu kesehatan di Gudas divaksinasi dengan dosis pertama, dan 5.888 menerima dosis kedua.
“Hampir 100 persen petugas kesehatan di Gudas, sekitar 6.000, telah menerima vaksinasi lini pertama dan kedua,” kata Badai.
“Dari jumlah tersebut, baru 308 tenaga kesehatan yang terpapar atau hanya 5,1 persen dari total jumlah tenaga kesehatan. Sebagian besar sudah mulai bekerja kembali,” katanya.
Abdul Aziz Achar, Dr. Direktur Quds. RSUD Lokmono Hadi telah mengkonfirmasi keberadaan total 153 tenaga kesehatan Pemerintah-19 di rumah sakit tersebut. Hanya 11 orang atau 7,1 persen yang perlu dirawat di rumah sakit. 86 lainnya (56 persen) adalah wiraswasta, tetapi sekarang bersedia bekerja.
Program imunisasi pemerintah difokuskan pada pemberian imunisasi kepada petugas kesehatan, pegawai negeri sipil, dan lansia sebelum divaksinasi. Meskipun banyak provinsi, seperti Jakarta, melakukannya minggu lalu, pemerintah akan meluncurkan kampanye vaksinasi nasional untuk masyarakat umum bulan depan.
Dalam upaya untuk mengekang lonjakan Pemerintah-19 di Gudas, Kementerian Kesehatan telah menurunkan 50.000 dosis vaksin Pemerintah-19 untuk mempercepat perlindungan vaksin di wilayah tersebut.
“Untuk saat ini, kami mengintensifkan vaksinasi massal di Kudas agar penyebaran Govt-19 dapat ditekan nantinya,” kata Ketua Kabupaten Kudas H.M. kata Hardobo.
Hartopo mengatakan lonjakan kasus Pemerintah-19 dimulai dengan kembalinya mereka yang pulang ke Kudas.
“Kita perlu memberi tahu masyarakat bahwa meskipun divaksinasi, mereka tidak boleh mengabaikan norma-norma kesehatan masyarakat. Vaksin sebenarnya adalah sarana untuk meningkatkan kekebalan. Jadi, jika terpapar pemerintah, tidak ada gejala serius,” katanya. .
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi