POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Upaya peningkatan literasi keuangan harus mencakup bidang: OJK

Upaya peningkatan literasi keuangan harus mencakup bidang: OJK

Tingkat inklusi kami sangat tinggi, tetapi literasi masih rendah; 1: 2 sebagai perbandingan

Jakarta (Antara) – Upaya peningkatan budaya dan inklusi keuangan juga harus dilakukan di daerah dan tidak hanya di kota-kota besar, menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Sirigar.

Saat menutup Bulan Inklusi Keuangan 2022 di Financial Expo (FinExpo) di Jakarta, Sabtu, Sirigar menekankan pentingnya upaya peningkatan indeks literasi keuangan agar masyarakat tidak terjebak dalam kegiatan jasa keuangan ilegal.

Menurut Siregar, literasi keuangan sangat penting bagi masyarakat Indonesia di tengah meningkatnya indeks inklusi keuangan.

Berita Terkait: Sektor unggulan yang menciptakan epidemi mendukung perekonomian: OJK

Dia mencatat, partisipasi masyarakat dalam produk dan layanan keuangan harus diikuti dengan pemahaman yang memadai tentang industri keuangan.

“Angka inklusi kita sangat tinggi, tetapi literasi masih rendah; perbandingan 1:2. Jadi, dari mereka yang memiliki tabungan, rekening atau asuransi, hanya 50 persen (dari mereka) yang mengerti, sedangkan sisanya tidak sepenuhnya mengerti, termasuk itu. risiko kegiatan ilegal.”

Ia menegaskan, sejauh ini, tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia terus membaik, menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK).

Berita Terkait: OJK hapus 244 iklan jasa keuangan

Ia mengingatkan, semua pemangku kepentingan harus berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di berbagai daerah di luar kota besar.

Berdasarkan SNLIK tahun 2022, indeks inklusi keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan, dari 76,19 persen pada 2019 menjadi 85,10 persen pada 2022.

Demikian pula dengan indeks literasi keuangan yang meningkat dari 38,03% pada tahun 2019 menjadi 49,68% pada tahun 2022.

Pendataan SNLIK 2022 dilakukan pada bulan Juli sampai September 2022 di 34 kabupaten yang meliputi 76 kota dan wilayah, dengan 14.634 responden pada kelompok umur 15 sampai 79 tahun. Survei dilakukan melalui metode wawancara tatap muka dengan dukungan sistem Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).

READ  UE melonggarkan peraturan deforestasi bagi petani kecil di Indonesia

Berita Terkait: Indeks inklusi keuangan Indonesia naik menjadi 85%: OJK

Berita Terkait: Kami berharap industri jasa keuangan akan pindah ke ibu kota baru: OJK