Inforeal (Jakarta Post)
Jakarta
Senin 20 Desember 2021
Karena sebagian besar dunia telah online, dan penyebaran pandemi COVID-19 semakin cepat, Standard Chartered Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya terhadap inovasi berkelanjutan dan menawarkan solusi digital untuk membantu klien memanfaatkan peluang bisnis dan kekayaan mereka sebaik mungkin.
Pendekatan Berbasis Konsumen
Secara global, Standard Chartered meluncurkan bank serba digital Jadi di Hong Kong. Mox menawarkan semua manfaat perbankan digital seperti tanpa sambungan dan jam kerja tetap, dan memungkinkan pelanggan untuk membuka rekening dari perangkat seluler mereka dalam hitungan menit, dengan kemudahan perbankan hanya dengan beberapa ketukan di layar.
Melihat portofolio solusi teknologi bank, nasabah Standard Chartered Indonesia menikmati kemudahan transaksi investasi melalui fitur dana kolaboratif online yang disediakan dalam aplikasi mobile premium SC Mobile Bank dan fitur online banking.
Dilengkapi dengan fitur SmartGoals, pelanggan dapat menikmati perencanaan dan konseling keuangan pribadi di ujung jari mereka, kapan saja dan di mana saja.
Untuk memperluas peluang kerjasama dengan pihak ketiga, bank meluncurkan solusi Banking as a Service (BaaS), Hubungan antara Standard Chartered, pada tahun 2020. Melalui layanan, platform dan ekosistem digital seperti e-commerce, media sosial, atau operator akan dapat menawarkan pinjaman, kartu kredit, dan rekening tabungan yang dibuat bersama oleh bank kepada pelanggan mereka di bawah nama merek mereka sendiri.
Sejauh ini, Standard Chartered telah bermitra dengan platform e-commerce Bukalababak dan sosial, memungkinkan kedua platform untuk menawarkan produk keuangan bermerek dan memberi Standard Chartered kesempatan untuk menjangkau yang tidak memiliki rekening bank dan memperluas basis kliennya di Indonesia. Kedua entitas saat ini bekerja dengan bank untuk meluncurkan layanan keuangan di platform mereka.
Keputusan tersebut tergantung pada perubahan perilaku konsumen setelah COVID-19, karena laporan tahun 2020 oleh McKinsey & Company menemukan bahwa lebih banyak orang Indonesia yang bermigrasi secara online untuk membeli barang-barang konsumen di platform e-commerce. Pandemi juga menunjukkan perlunya mempercepat upaya digitalisasi di perbankan, yang melaluinya Standard Chartered bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Standard Chartered juga telah diluncurkan S2B.Pembayaran di Indonesia untuk membantu perusahaan mendigitalkan proses penagihan mereka. Sejalan dengan visi Bank Indonesia untuk mendigitalkan infrastruktur sistem pembayaran, S2B Pay Standard Chartered memungkinkan perusahaan untuk mendigitalkan koleksi kas mereka dengan bank sebagai lembaga utama untuk mendorong transformasi digital pembayaran.
Sebagai salah satu bank internasional pertama di Indonesia yang menawarkan layanan komprehensif seperti itu, Standard Chartered menawarkan beberapa opsi pembayaran yang digabungkan melalui kemitraan dengan pemain pembayaran terkemuka, dan konektivitas langsung ke paket pembayaran instan di seluruh pasar yang dilayani oleh bank.
Saat ini, Standard Chartered menawarkan pinjaman melalui saluran digital melalui kredit. Kemitraan ini merupakan skema panduan pinjaman skala kecil pertama Standard Chartered yang menargetkan segmen pasar massal, dengan lebih banyak mitra yang akan segera diumumkan.
ekosistem digital
Sebagai bagian dari rencananya untuk beralih ke operasi yang lebih berkelanjutan dan terukur dengan cara yang paling ekonomis, Standard Chartered menerapkan tuas teknologi yang tersedia untuk mengubah operasi (back end) bank menjadi lebih digital.
Saat ini, bank menganggap robotika, pembelajaran mesin, dan analitik data sebagai bagian dari rangkaian teknologi yang digunakan dalam layanan.
Salah satu sektor di mana teknologi ini dapat dengan mudah dilihat adalah proses rekonsiliasi akun yang melelahkan dan memakan waktu. Standard Chartered Bank Indonesia mengintegrasikan sekitar 1 juta investor ke dalam databasenya setiap hari, dan membersihkan 600 rekening per hari.
Dengan tren OJK yang mendorong pasar modal untuk membuka lebih banyak investor ritel, jumlah investor harus meningkat karena lebih banyak rekening yang diselesaikan.
Dengan mengotomatiskan proses menggunakan botnet untuk mengunduh data dari S-Invest dan mengekstrak laporan mutasi bank, lalu lintas email berkurang sekaligus meningkatkan akurasi dalam proses validator, memungkinkan konsolidasi data yang dulunya dikumpulkan dari berbagai sumber data menjadi lebih mudah, serta peningkatan efisiensi dengan Meminimalkan pembaruan ulang dokumen.
Teknologi juga mendukung proses Customer Due Diligence (CDD) untuk memungkinkan informasi yang lebih terstruktur, kemampuan untuk mentransfer informasi secara otomatis ke memo kasus, dan untuk membuat bagian kerja antara anggota tim lebih seimbang sambil tetap menjaga fleksibilitas bagi pemimpin tim untuk menugaskan due diligence kasus secara manual atau otomatis.
Pada saat yang sama, transformasi tersebut bertujuan untuk memungkinkan Standard Chartered Bank berkembang di era digital dengan mengembangkan bisnisnya dan berinvestasi dalam upaya atau sumber daya yang sadar biaya dan berimbal hasil tinggi.
Rangkaian peningkatan teknologi dan implementasi digital Bank berlangsung di bawah budaya kepatuhan dan perilaku yang kuat untuk memastikan bahwa semua operasi dilakukan sesuai dengan peraturan lokal yang berlaku, kebijakan global dan standar Grup, serta prinsip-prinsip tata kelola yang baik. , termasuk perlindungan dan keamanan data, anti pencucian uang (AML), dan kepatuhan kejahatan keuangan (FCC).
Teknologi di balik layar dan solusi komunikasi pelanggan adalah bagian dari perjalanan Standard Chartered menuju transformasi berkelanjutan di era digital ini. Dengan menggabungkan pengetahuan pasar yang mendalam dengan berbagai solusi teknologi baru, Standard Chartered sedang dalam perjalanan untuk menjadi bank bagi ekonomi baru.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia