Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian nasional menghadapi tren panjang dengan risiko penurunan akibat permasalahan geopolitik, antara lain ketegangan di Timur Tengah, konflik Rusia dan Ukraina, serta sengketa dagang AS-Tiongkok yang menyebabkan penguatan ekonomi. Dolar AS dan suku bunga yang lebih tinggi di negara-negara maju, yang berdampak pada penurunan nilai banyak mata uang.
Menkeu dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24 Juni), mengatakan, “Keadaan ketidakpastian perekonomian global terus berlanjut seiring dengan terus meningkatnya laju inflasi dan tidak dilaksanakannya ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS. Bank. Eskalasi terus berlanjut dan mendorong investor untuk beralih ke… aset dolar AS dan emas, menyebabkan nilai tukar menurun di seluruh dunia, termasuk rupiah Indonesia dan yen Jepang.”
Menurut Menkeu, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sebesar 5 hingga 15 persen, seperti minyak sawit mentah, nikel, dan tembaga, diharapkan dapat mendongkrak nilai ekspor Indonesia..
Pada kuartal I tahun 2024, perekonomian Tanah Air tumbuh sebesar 5,11 persen dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur menunjukkan ekspansi positif selama 33 bulan berturut-turut pada level di atas 50.
“Perkembangan positifnya, daya saing Indonesia berdasarkan data Institute for Management Development (IMD) meningkat signifikan, melonjak dari 34 menjadi 37 persen pada tahun 2011.kamu Ke 27kamu “Dari 67 negara, peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh perekonomian lokal dan institusi pemerintah yang mendapat manfaat dari UU Cipta Kerja,” kata Airlangga.
Ia menjelaskan, perbaikan ini terjadi berkat Undang-Undang Cipta Kerja yang memperkuat iklim investasi dan memfasilitasi prosedur ketenagakerjaan dan penyelesaian perselisihan perburuhan. Di sektor eksternal, kita menyaksikan aliran modal ke luar negeri karena obligasi Treasury AS yang berbunga tinggi.
Menkeu juga menyampaikan bahwa Presiden mendesak perpanjangan restrukturisasi kredit yang semula dijadwalkan berakhir pada Maret 2024 akibat pandemi COVID-19 hingga tahun 2025 untuk meringankan beban perbankan.
Usulan ini akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, dan diusulkan untuk ditunda hingga tahun 2025 untuk mengurangi penyisihan kerugian kredit perbankan, tambahnya.
Menkeu menambahkan, fundamental perekonomian Indonesia relatif lebih kuat dibandingkan negara lain dengan tingkat suku bunga bank sentral sebesar 6,25 persen, inflasi sebesar 2,84 persen, dan neraca transaksi berjalan sebesar 0,64 persen.
“Ini jauh lebih baik dibandingkan berbagai negara, termasuk Malaysia dan Brazil. Begitu pula dengan keseimbangan fiskal dan cadangan devisanya juga lebih kuat,” kata Menkeu seraya menambahkan bahwa Presiden juga mengarahkan agar tetap menjaga komunikasi dengan tim presiden terpilih terkait dengan hal tersebut. rancangan APBN tahun 2025.
Ditegaskannya, “Menteri Keuangan sebelumnya telah menyampaikan hal-hal terkait ekonomi makro yang sedang disusun dalam APBN tahun 2025. Adapun siklus anggaran dan rinciannya sedang dalam pembahasan dengan DPR, dan diharapkan pembahasan DPR berjalan lancar.”
Airlangga dalam kesempatan itu membenarkan, dalam rancangan APBN tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi antara 5,1 hingga 5,5 persen, dengan inflasi diperkirakan berkisar antara 1,5 hingga 3,5 persen. Pendapatan negara diperkirakan mencapai 12,3 hingga 12,36 persen PDB, sedangkan belanja pemerintah diperkirakan berkisar antara 14,59 hingga 15,18 persen PDB, sehingga mengakibatkan defisit anggaran sebesar 2,29 hingga 2,82 persen. Harga minyak diperkirakan akan tetap antara $75 dan $80 per barel, produksi minyak diperkirakan berkisar antara 580 dan 605 juta barel dan produksi gas alam diperkirakan berkisar antara 1,003 hingga 1,047 juta barel per hari.
Menteri menambahkan, “Kami menargetkan tingkat kemiskinan antara 7% dan 8%, kemiskinan ekstrim mendekati 0%, tingkat pengangguran masyarakat berkisar antara 4,5% dan 5%, dan koefisien Gini berkisar antara 4,5% dan 5%. antara 0,379 dan 0,382, dan untuk indeks sumber daya manusia menjadi 0,56″. (Fed/Selamanya) (REV/EP)
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia