POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Presiden Jokowi membuka parade merah putih

JAKARTA (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandai Parade “Krap Mera Puti” atau Parade Merah Putih yang diikuti lebih dari 10.000 orang, pada Minggu dari jalan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Presiden Jokowi didampingi Ulama kharismatik Habib Lutfi bin Yahya dan Kapolri Jenderal Listio Sigit Prabowo dalam acara yang berlangsung sekitar pukul 07.00 WIB itu.

“Krab Merah Budih ditandai dengan pembacaan Bismillahirrahmanirrahim bersama Kapolri dan Habib Lutfi bin Yahya,” katanya.

Menurut Habib Lutfi, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, pawai merah putih digelar untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan bangsa Indonesia negara yang kaya akan tanah yang subur.

“Akhirnya kita mengibarkan bendera negara kita setelah perjuangan selama 350 tahun. Ini bukan hadiah. Melainkan, kita bisa mengibarkan merah putih sebagai ucapan terima kasih kepada mereka yang mendirikan bangsa kita atas jasa-jasanya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Habib Luthfi menghimbau kepada para anggota generasi muda untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan negara, mengucapkan terima kasih atas jasa-jasanya.

“Dengan pawai pagi ini, kami menunjukkan kesiapan kami untuk menggunakan warna merah putih dalam hidup kami. Kami selalu berkomitmen untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” katanya.

Komitmen kolektif untuk mengabdi dan melindungi NKRI adalah tujuan utama dari pawai merah putih ini, yang merupakan upaya untuk mengembalikan rasa memiliki tanah air, tambah Habib Lutfi.

Pada 17 Agustus tahun ini, Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke-77.

Sehari sebelum peringatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tahun 2022 dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

READ  Indonesia mengurangi isolasi ke Jakarta menjadi satu hari dan Bali menjadi tiga malam

Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Jokowi menyoroti empat kekuatan Indonesia. Salah satunya adalah kemampuan untuk tampil sebagai bangsa yang lebih kuat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Kalau wabah ini bisa kita kelola dengan baik, berarti kita bisa mengelola agenda besar lainnya. Ini kekuatan pertama kita untuk membangun negara kita,” kata Jokowi.

Kekuatan kedua Indonesia adalah kekayaan alamnya yang melimpah. “Wilayah dunia yang sangat luas dengan keanekaragaman hayatinya yang kaya ini tentunya akan menjadi kekuatan besar Indonesia jika kita mengelolanya dengan bijak dan berkelanjutan.”

Namun, pemangku kepentingan terkait harus menggunakan beberapa kondisi, termasuk perampingan domestik dan industrialisasi, untuk membawa nilai tambah dan memaksimalkan kepentingan nasional, katanya.

“Ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Presiden.

Presiden Jokowi mencatat, kekuatan ketiga adalah bonus demografi, atau banyaknya anak muda usia kerja.

Ia meyakini bonus demografi dan daya beli masyarakat akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional menghadapi persaingan global.

Kekuatan keempat adalah peningkatan tajam dalam kepercayaan internasional. Terlepas dari situasi geopolitik yang memanas, Indonesia telah menjadi jembatan komunikasi perdamaian melalui Rusia dan Ukraina.

“Indonesia dipercaya oleh PBB sebagai champion dari Global Crisis Response Team untuk menghadapi krisis global,” tambahnya.

Berita Terkait: Upacara penurunan bendera dilaksanakan di Istana Merdeka
Berita Terkait: Lampung membagikan 70.400 bendera negara menjelang Hari Kemerdekaan