POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Penyanyi Jerman mengatakan staf hotel menyuruhnya menyembunyikan Bintang Daud |  Jerman

Penyanyi Jerman mengatakan staf hotel menyuruhnya menyembunyikan Bintang Daud | Jerman

Jaksa Jerman telah membuka penyelidikan terhadap karyawan hotel setelah seorang musisi membuat tuduhan anti-Semitisme terhadap mereka dalam sebuah video yang diposting di media sosial.

Penyanyi Gil Ofarim mengatakan dalam sebuah video menyentuh yang diposting pada hari Selasa bahwa dua pekerja di Hotel Westin di Leipzig, di timur negara itu. JermanDia diminta untuk “melepaskan” kalung Bintang Daud sebelum dia diizinkan untuk check-in.

Seorang juru bicara Marriott International mengatakan pada hari Rabu bahwa dua karyawan hotel Westin telah diskors sementara tuduhan itu sedang diselidiki.

Polisi mengatakan salah satu terdakwa mengajukan pengaduan pencemaran nama baik, menggambarkan peristiwa itu “sangat berbeda” dari penyanyi itu. Orang yang sama melaporkan ancaman kepadanya melalui akun Instagram-nya.

Ofrim menolak tuduhan pencemaran nama baik, dengan mengatakan insiden itu terjadi “persis seperti yang saya gambarkan dalam video.” “Saya merasa malu dan sedih karena saya masih harus membenarkan dan menjelaskan diri saya sendiri setelah kejadian seperti itu,” katanya kepada Spiegel Online.

Setelah video itu diposting pada hari Selasa, ribuan orang berkumpul di luar hotel untuk berdemonstrasi dalam solidaritas dengan dan melawan penyanyi tersebut Anti-Semitisme.

Komisaris pemerintah Jerman untuk kehidupan Yahudi dan memerangi anti-Semitisme, Felix Klein, menawarkan “simpati dan solidaritas” dengan Ofarim dalam sebuah wawancara dengan Funk Media Group.

Dia mengatakan itu “baik dan penting” bahwa insiden itu dipublikasikan dan menunjukkan perlunya lebih banyak pendidikan tentang anti-Semitisme di Jerman.

“Saya lelah dengan serangan harian terhadap orang Yahudi, baik verbal maupun non-verbal, dalam kehidupan nyata atau digital,” kata Gadi Grunich, Sekretaris Jenderal Konferensi Rabi Eropa.