Panjarbaru. Pihak berwenang Indonesia telah mengirim dua helikopter untuk melakukan operasi pengeboman air di hutan dan lahan gambut yang terbakar di Kalimantan, tetapi upaya tidak banyak dilakukan untuk menghentikan penyebaran api karena angin kencang dan musim panas yang kering, kata seorang pejabat pada hari Jumat.
Kebakaran hutan terdeteksi dini di wilayah Kalimantan Selatan dan Barat, menyebabkan asap tebal menyelimuti pemukiman penduduk dan menciptakan kondisi berbahaya bagi pengendara karena jarak pandang yang berkurang.
Rahmat Hidayat, seorang pejabat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) cabang Kalimantan Selatan, mengatakan kurangnya sumber air alami di wilayah tersebut semakin memperumit upaya pemadaman udara.
“Helikopter BNPB sedang bertugas dan kami berharap cuaca mendukung. Namun, tanahnya kering, dan tidak ada sumber air di dekatnya,” kata Rahmat.
Titik fokus operasi udara adalah kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan, di mana kebakaran hutan telah menghancurkan setidaknya 5 hektar lahan, tambahnya.
Pejabat itu mencatat bahwa pengendara di kota itu merasa tidak nyaman dengan jalan yang tertutup asap.
Sementara itu, titik api baru terus terbentuk akibat tiupan angin kencang yang terus berlanjut.
Kepala Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika, Twigorita Karnavati, memperingatkan bahwa kondisi El Nino dapat meningkatkan periode kekeringan dan meningkatkan situasi kebakaran hutan ke level yang terlihat pada 2019.
Tag: Kata kunci:
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi