Meskipun destinasi wisata prioritas tinggi ini menarik banyak pengunjung dari berbagai negara, namun budaya masyarakat setempat tidak boleh terkikis.
Magelong, Si Java (Antara) – Sekelompok ahli dari Indonesia, Perancis, Thailand, Italia, dan Jepang membahas isu konservasi Candi Borobudur dalam pertemuan internasional yang digelar di Magelang, Jawa Tengah pada 23-27 Oktober.
Para ahli konservasi dan batu serta anggota International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) menjadi peserta International Expert Meeting ke-8 di Borobudur.
Dalam pertemuan tersebut dibahas permasalahan terkait keamanan fisik Borobudur dan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi candi, kata Wakil Koordinator Warisan Dunia dan Warisan Budaya (MCB) Borobudur Vivid Kasiyati, Selasa.
“Sekarang yang terpenting adalah partisipasi masyarakat. Kita tidak bisa lagi hanya memikirkan keamanan fisik candi. Kita juga harus memikirkan masyarakat sekitar,” tandasnya.
Misalnya panel relief Borobudur yang bisa dipamerkan dalam seni dan budaya masyarakat setempat, ujarnya.
Dalam hal ini, Gaziati menyoroti pentingnya melestarikan budaya masyarakat setempat, karena Borobudur telah menjadi salah satu tujuan wisata terpenting di Indonesia yang menarik pengunjung internasional.
“Mumpung destinasi wisata yang sangat penting ini semakin banyak dikunjungi pengunjung dari berbagai negara, namun jangan sampai budaya masyarakat setempat musnah,” tegasnya.
Borobudur merupakan salah satu candi Buddha terpenting di dunia dan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1991.
Berita Terkait: Candi Borobudur: Pemerintah targetkan 2 juta pengunjung per tahun
Berita terkait: Tour de Borobudur mendongkrak pariwisata di Jawa Tengah
Berita terkait: Kementerian akan mengawasi pengembangan kawasan pariwisata Borobudur
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi