Apa yang harus dilakukan suatu negara ketika ibu kotanya, yang berpenduduk lebih dari 10 juta orang, mulai tenggelam ke dalam rawa tempat negara tersebut dibangun?
Ini adalah permasalahan yang tidak dihadapi oleh banyak negara, namun merupakan peluang nyata bagi Indonesia.
Ibu kota mereka, Jakarta, perlahan-lahan tenggelam dan perubahan iklim menyebabkan Laut Jawa pada akhirnya bisa mengambil alih ibu kota Indonesia.
Tentu saja, negara ini membutuhkan ibu kota dan tempat tinggal bagi lebih dari 10 juta orang yang bukan merupakan kota yang mengalami tenggelam paling cepat di dunia.
Para ahli memperkirakan bahwa sepertiga wilayah Jakarta akan terendam pada tahun 2050, dan jika dulu angka tersebut jauh dari perkiraan, kita kini sudah setengah jalan menuju tujuan tersebut sejak pergantian milenium.
Jakarta adalah kota yang paling cepat tenggelam di dunia, dan sepertiganya akan terendam pada tahun 2050. (Gary Andrew Lotulung/Anatolu melalui Getty Images)
Oleh karena itu, Indonesia memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya ke pulau Kalimantan, dan berencana mengeluarkan dana sebesar £30 miliar untuk membangun ibu kota baru dari awal.
Mereka berharap untuk menciptakan 'kota hutan lestari' yang netral karbon pada tahun 2045, dengan pembangunan dimulai pada tahun 2022 dan saat ini sedang berlangsung.
Kedengarannya sangat mahal, namun polusi dan kerusakan yang disebabkan oleh tenggelamnya Jakarta telah menimbulkan kerugian sebesar £3,5 miliar per tahun, sehingga beralih ke modal yang lebih solid dan ramah lingkungan akan menghemat uang dalam jangka panjang.
Namun, rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara menemui hambatan sehingga banyak proyek besar mengalami hambatan, sehingga menghabiskan lebih banyak waktu dan uang daripada yang diperkirakan.
Ketua dan wakil presiden gugus tugas kota baru baru-baru ini mengundurkan diri, dan hal ini bukanlah pertanda baik untuk proyek yang sedemikian rumit.
£30 miliar lainnya tidak direncanakan untuk membangun ibu kota baru di tempat lain. (Eddie Ismail/NurPhoto melalui Getty Images)
Ide yang ada saat ini adalah bahwa pada tahun 2029, Nusantara akan menjadi rumah bagi lebih dari satu juta orang, jadi kita lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya.
Meyakinkan masyarakat untuk pindah bisa menjadi ide yang rumit.
Ada banyak tempat di dunia di mana pembangunan gedung-gedung baru yang ambisius didirikan namun pada akhirnya gagal mewujudkan masa depan baru yang cerah.
Kadang-kadang ini adalah kota hantu yang terdiri dari blok-blok menara, dibangun jauh dari tempat lain, tetapi tidak ada peti mati komuter beton yang tidak berjiwa.
Dalam kasus lain, seperti yang dilakukan Indonesia terhadap Nusantara, terdapat upaya-upaya yang sangat ambisius untuk membangun kota masa depan yang tidak boleh dikunjungi siapa pun, sehingga hanya menyisakan sedikit alasan bagi masyarakat untuk mencari nafkah di sana.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali