Jakarta, Indonesia
Seorang ahli mengatakan pada hari Selasa bahwa stimulus pemerintah Indonesia pada sektor otomotif tidak cukup untuk menghidupkan kembali perekonomian.
“Program-program padat modal perlu ditambah,” kata Muhammad Faisal, ekonom di Center for Reform in Economics, dalam diskusi hipotetis.
Sejak awal April, Indonesia telah memangkas pajak penjualan barang mewah atas penjualan beberapa mobil baru untuk meningkatkan industri otomotifnya.
Faisal mengatakan langkah tersebut dapat meningkatkan penjualan mobil, tetapi pertumbuhan itu tidak mungkin berkelanjutan.
“Artinya, penjualan mobil akan turun ketika pemotongan pajak berakhir pada akhir tahun ini, dan semuanya akan kembali seperti sebelum adanya stimulus ini,” katanya.
Selain pasar domestik, kata dia, pemerintah perlu fokus pada ekspor otomotif, mengingat Indonesia tertinggal jauh di kawasan ini dibandingkan dengan negara tetangga Thailand.
Menurut Faisal, program stimulus pemerintah bisa berkelanjutan jika ada juga lapangan kerja dan program yang lebih padat uang.
Ekonom menjelaskan bahwa “menciptakan peluang kerja dan program padat uang akan meningkatkan daya beli dan produktivitas.”
Awal bulan ini, Menteri Keuangan Sri Moliani mengatakan kebijakan auto stimulus diharapkan dapat mendorong konsumsi masyarakat, terutama untuk produk-produk utama industri dalam negeri.
Bank Sentral Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 ke kisaran 4,1% menjadi 5,1% dari sebelumnya 4,8% menjadi 5,8%.
Dana Moneter Internasional juga memangkas perkiraannya menjadi 4,3% dari 4,8% sebelumnya.
* Ditulis oleh Rani Chironisa Rovinaldo dengan Anadolu Agency for Indonesian Language Services di Jakarta
Situs web Anadolu Agency hanya memuat sebagian dari berita yang dikirimkan kepada pelanggan AA News Broadcasting System (HAS), secara ringkas. Silakan hubungi kami untuk opsi berlangganan.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia