POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Louise Glück, penyair pemenang Hadiah Nobel yang mengeksplorasi trauma dan kehilangan, meninggal pada usia 80 tahun

Louise Glück, penyair pemenang Hadiah Nobel yang mengeksplorasi trauma dan kehilangan, meninggal pada usia 80 tahun

Louise Gluck, seorang penyair Amerika yang karya-karyanya yang sangat pribadi sering disaring melalui tema-tema mitologi klasik, agama, dan alam, telah memenangkan hampir semua penghargaan yang tersedia, termasuk Hadiah Pulitzer, Penghargaan Buku Nasional, dan, pada tahun 2020, Nobel Hadiah. Hadiah Sastra, meninggal pada hari Jumat. Dia berusia 80 tahun.

Associated Press mengatakan Jonathan Galassi, editornya di Farrar, Straus & Giroux, membenarkan kematiannya. Tidak ada rincian lebih lanjut yang tersedia.

Nona Gluck secara luas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar yang masih hidup di negara ini, jauh sebelum dia memenangkan Hadiah Nobel. Meskipun ia mulai menerbitkan bukunya pada tahun 1960-an dan mendapat pujian pada tahun 1970-an, ia mengukuhkan reputasinya pada tahun 1980-an dan awal 1990-an dengan serangkaian buku, termasuk The Triumph of Achilles (1985), yang memenangkan National Book Critics Circle Award. hadiah; Ararat (1990); dan “The Wild Iris” (1992), yang memenangkan Hadiah Pulitzer.

Karyanya sangat bersifat pribadi — “Ararat”, misalnya, diambil dari rasa sakit yang ia alami setelah kematian ayahnya – dan dapat diakses secara luas, baik oleh para kritikus, yang memuji kejelasan dan ketepatan liriknya, maupun oleh masyarakat pembaca. Dia menjabat sebagai Penyair Pemenang Amerika Serikat dari tahun 2003 hingga 2004.

Karya-karya awalnya, terutama debutnya, First Born (1968), sangat berhutang budi kepada para penyair konfesional yang mendominasi dunia musik pada tahun 1950-an dan 1960-an, seperti John Berryman, Robert Lowell, dan Sylvia Plath.

Namun meskipun Ms. Gluck (diucapkan “glick”) mempertahankan alur otobiografi dalam karyanya, tidak ada yang bersifat introvert dalam karyanya, terutama pada tahun 1980-an, bahkan ketika ia mengeksplorasi tema-tema intim seperti trauma dan patah hati.

READ  Dari Menara Eiffel, koki berbintang Michelin menyajikan masakan ramah iklim

Saat menganugerahkannya penghargaan bidang sastra, sebagai penyair Amerika pertama yang memenangkannya sejak T. S. Eliot pada tahun 1948, komite Nobel memuji “suara puitisnya yang luar biasa, yang dengan keindahannya yang sederhana, membuat keberadaan individu menjadi universal.”

Berita kematian selengkapnya akan segera muncul.