Berita Unior – Dalam rangkaian Green Symposium Ketiga, 24 April 2024, Dr. Andi Hamim Zidane, peneliti Universitas Airlangga (UNAIR) memaparkan komitmen UNAIR dalam menerapkan ekonomi sirkular. Dalam paparannya yang bertajuk Transformasi Sampah Menjadi Kekayaan: Pendekatan Ekonomi Sirkular di Universiti Airlangga, ia mengungkapkan bahwa UNAIR mempunyai komitmen besar dalam menerapkan ekonomi sirkular di Indonesia.
UNAIR berkolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan industri untuk menunjukkan komitmen tersebut, kata Presiden Institute of Life Sciences, Technology and Engineering (LIHTR). “UNAIR juga terus mendorong ekonomi sirkular. Kami bekerja sama dengan pemerintah, komunitas lain, dan universitas di Indonesia dan luar negeri,” kata Zidane.
Memanfaatkan potensi alam
Salah satu peran UNAIR adalah manajemen proyek di industri farmasi. Di Indonesia, sekitar 33% lansia berusia 65 tahun ke atas menderita osteoartritis. Penyakit ini bisa diobati dengan glukosamin. Glukosamin di Indonesia masih lebih mengandalkan produk impor.
Dr Zidan mengatakan Indonesia memiliki bahan baku produksi glukosamin yang melimpah. Salah satu bahan yang digunakan dalam produksi glukosamin adalah cangkang udang. “Potensi bahan baku kami bisa mencapai 300.000 ton. Pabrik tersebut mampu memproduksi sekitar 30.000 ton glukosamin per tahun,” jelas Dr Zeidan.
UNAIR juga tengah mengembangkan produk berbahan dasar rumput laut. Sama halnya dengan udang, Indonesia juga mempunyai potensi besar dalam produksi rumput laut. Oleh karena itu, UNAIR menggandeng mitra industri dan pemerintah untuk mengembangkan produk rumput laut. “Saya yakin negara kita akan menjadi eksportir rumput laut terbesar,” ujarnya.
UNAIR juga mempunyai proyek berbasis ekonomi sirkular yang melibatkan mahasiswa dan lulusan. Proyek tersebut adalah startup bernama GELATAH. Zidane melanjutkan, Perusahaan Galata menerapkan prinsip ekonomi sirkular: penggunaan kembali dan pemikiran ulang. “GELATAH menerapkan penggunaan kembali untuk menciptakan sumber energi baru. Saya rasa ini adalah model bisnis yang sangat menarik dan potensial.”
Dapatkan dukungan
Melihat potensi tersebut, UNAIR menggagas proyek kolaborasi. Selain menggandeng industri akuakultur, UNAIR juga menggandeng pemerintah melalui Kementerian Perindustrian untuk membangun fasilitas penelitian dan pengembangan. Fasilitas ini diberikan sebagai dukungan UNAIR dalam mendorong ekonomi sirkular.
Penerapan kebijakan berbasis ekonomi sirkular ini memberikan kontribusi positif. Tidak hanya bagi industri besar yang bermitra dengan UNAIR, namun juga bagi kesejahteraan masyarakat.
Pada akhirnya, Dr Zidane berharap proyek-proyek UNAIR terus memajukan ekonomi sirkular. Kolaborasi dan kerja sama selalu terbuka bagi mitra. “Kami yakin proyek ini akan terus berlanjut ke depannya. Kami berharap dalam dua atau tiga tahun ke depan UNAIR bisa bekerjasama dan berkontribusi dalam mencari solusi permasalahan global,” imbuhnya.
Pengarang : Yulia Rahmawati
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%