POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kerja sama S'pore-Indonesia dengan ekonomi hijau terus berlanjut, ibu kota baru Nusantara: PM Lee

Kerja sama S'pore-Indonesia dengan ekonomi hijau terus berlanjut, ibu kota baru Nusantara: PM Lee

BOGOR – Perusahaan-perusahaan Singapura telah menyatakan minatnya terhadap ibu kota baru Indonesia di masa depan, dan upaya kolaboratif kedua negara terus berlanjut di bidang-bidang berkembang seperti ekonomi hijau, kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Berbicara kepada media Singapura setelah pertemuan para pemimpin Singapura dan Indonesia di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 29 April, PM Lee mengatakan bahwa pada hari sebelumnya, ia dan Presiden Indonesia Joko Widodo membahas potensi Nusantara, usulan ibu kota baru yang akan menggantikan ibu kota baru. Jakarta akhir tahun ini.

Dia mencatat bahwa perusahaan energi dan pengembangan perkotaan milik negara Singapura, Sembcorp, khususnya, memiliki proyek untuk memasok energi berkelanjutan ke Nusantara.

“Ini adalah proyek yang sangat dekat dengan hati Presiden Jokowi, jadi saya senang kami dapat berpartisipasi di dalamnya,” katanya, merujuk pada pemimpin Indonesia yang biasa dipanggil dengan nama panggilan tersebut.

“Ini merupakan hubungan yang sangat penting bagi Singapura, dan saya berharap dari sudut pandang Indonesia, mereka juga akan merasakan hubungan ini sebagai hubungan yang berharga.”

Proyek-proyek bersama lainnya juga sedang direncanakan, dan PM Lee mengatakan kedua pemimpin membahas kemungkinan-kemungkinan ekonomi hijau.

Secara khusus, kedua belah pihak berharap dapat bekerja sama dalam ekspor listrik, dan PM Lee mengatakan potensi kerja sama mencakup pembangunan kabel oleh Singapura sehingga memfasilitasi perdagangan listrik ramah lingkungan.

Sebelumnya hari ini, Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan menandatangani nota kesepahaman baru tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait ekosistem mangrove di Indonesia.

Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua pemerintah akan membentuk kerangka bilateral untuk memfasilitasi partisipasi LSM dan pemangku kepentingan untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya mangrove secara berkelanjutan di masyarakat lokal. Hal ini akan dimulai dengan pilot project di Pulau Setukuk di Batam.

READ  Indonesia, presiden G20, mengatakan banyak negara mengutuk Rusia dalam pembicaraan itu

Kegiatan lainnya yang akan dilakukan adalah berbagi praktik terbaik mengenai pemanfaatan produk mangrove secara berkelanjutan dan peluang ekonomi dari ekowisata mangrove, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengembangkan ekosistem mangrove yang berkelanjutan.