POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Ketua AA: Serangan udara Dewan Militer Myanmar harus menjadi seruan untuk aksi revolusioner

Ketua AA: Serangan udara Dewan Militer Myanmar harus menjadi seruan untuk aksi revolusioner

Jenderal Tuan Murat Naing, komandan Tentara Arakan (AA), mengatakan serangan udara pada konser di desa A Nang Pa di kota Hpakant seharusnya menjadi seruan bagi warga Myanmar untuk menyingkirkan junta militer Myanmar.

Serangan udara itu, yang dilakukan oleh tiga pesawat tempur, terjadi pada konser perayaan ulang tahun ke-62 Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO) di desa A Nang Pa, kota Hpakant, Negara Bagian Kachin sekitar pukul 20:30 pada 24 Oktober. Sedikitnya 60 warga sipil tewas dan lebih dari 100 terluka.

Pada tanggal 25 Oktober, sebagai tanggapan atas insiden tersebut, Jenderal Tuan Murt Ning mentweet: “Berapa banyak nyawa warga sipil tak berdosa yang belum kita ratapi? Berapa banyak pahlawan yang masih harus kita korbankan? Apa yang baru saja terjadi di Vakanta tadi malam adalah panggilan yang jelas untuk aksi bersama untuk memusnahkan fasisme.” militer”.

Kolonel Nao Po, juru bicara KIA, mengatakan kepada Mizima dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa serangan udara mendadak terhadap sasaran sipil adalah “tindakan tidak manusiawi” dan kejahatan perang.

“Alih-alih kesedihan,” katanya, “Saya ingin mendorong orang untuk mengambil tugas revolusioner dengan cepat.”

Pada 24 Oktober, tiga anggota Aliansi Utara, AA, Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan udara yang tidak manusiawi terhadap warga sipil oleh dewan militer dan menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera terhadap perintah Militer untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Pernyataan itu juga menyatakan bahwa sudah waktunya bagi semua kelompok etnis bersenjata untuk berdiri bersama dan mengambil tindakan efektif melawan rezim junta untuk mengakhiri kediktatoran militer dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan setiap hari.