Kami akan mendukung kemitraan dan inklusi.
Jakarta (Antara) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyoroti fokus negaranya untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai pelaku ekonomi global melalui kepresidenan G-20 2022.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri World Economic Forum dari Istana Kepresidenan Bogor di Provinsi Jawa Barat, Kamis.
Kepala negara mencatat bahwa selama masa kepresidenan G20, Indonesia akan mengintensifkan hubungan dengan berbagai pelaku ekonomi internasional.
Apalagi, Jokowi menaruh harapan yang tinggi dari para pelaku ekonomi global untuk memunculkan ide-ide yang layak untuk diusulkan di KTT G20.
Berita terkait: Perbaikan infrastruktur Bali selesai pada Februari
Pada kesempatan yang sama, Presiden juga meminta para pemimpin ekonomi global di Forum Antar Pemerintah untuk menyikapi kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi global di tengah pandemi COVID-19 dengan mengambil tindakan nyata.
Jokowi mencatat, Indonesia sebagai ketua G20 2022 berupaya menjadikan ISF sebagai katalis bagi pemulihan ekonomi global secara keseluruhan.
Ia mengatakan, “Tema kepresidenan Indonesia pada G20 2022 adalah ‘Recovering Stronger, Recovering Together’. Kami akan mendukung kemitraan dan inklusi serta menyediakan platform terobosan untuk melakukan berbagai upaya transformasi di berbagai sektor”.
Berita terkait: G20 Indonesia menawarkan manfaat senilai 1,7 triliun rupiah untuk sektor UMKM
Dia juga menekankan bahwa kepresidenan akan fokus pada tiga prioritas utama sejalan dengan prioritas nasional dan keprihatinan global.
Ini termasuk merestrukturisasi arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif dan responsif terhadap setiap krisis kesehatan. Akibatnya, produksi dan pencairan vaksin harus ditingkatkan lebih merata sambil dengan cepat memobilisasi investasi dan pembiayaan kesehatan yang dibutuhkan untuk mencegah krisis lain.
Berita terkait: Peluncuran G20pedia untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertemuan global
Prioritas kedua adalah peningkatan teknologi digital untuk transformasi ekonomi yang dampaknya harus dinikmati oleh masyarakat, khususnya usaha kecil, menengah dan mikro (UMKM), dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan digital masyarakat, serta dengan menjaga dan mendukung keamanan data yang prima. .
Sementara itu, prioritas lainnya adalah transisi energi ramah lingkungan yang membutuhkan penerapan teknologi dan penyediaan pembiayaan yang mampu mendorong produksi berbasis ekonomi.
Berita terkait: Sekitar 301 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di Indonesia
Berita terkait: Komunitas global membutuhkan solusi jangka panjang untuk masalah kesehatan: Tuan Presiden
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian