POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia meningkatkan fleksibilitas fiskal menjelang pemilu

Indonesia meningkatkan fleksibilitas fiskal menjelang pemilu

Ketika batas waktu pengajuan pencalonan presiden dan wakil presiden Indonesia berakhir pada 25 Oktober 2023, masih ada tiga pasangan yang bersaing memperebutkan kursi. Dampak pemilu dan arah kebijakan yang diambil oleh kandidat yang berhasil perlu dikelola secara hati-hati melalui kebijakan fiskal dan moneter.

Pemilu mempengaruhi beberapa komponen PDB Indonesia. Pada tahun 2019, konsumsi meningkat hingga seperempat sebelum pemilu pada bulan Mei, dan kemudian menurun. Konsumsi umum kemudian tumbuh menjadi 5,18 persen pada kuartal kedua sebelum turun menjadi 4,97 persen pada kuartal keempat karena konsumsi kehilangan momentum dan kembali normal. Investasi juga menurun sebelum dan sesudah pemilu, turun dari 5,03 persen pada kuartal pertama menjadi 4,08 persen pada kuartal keempat, yang mencerminkan ketidakpastian mengenai pemerintahan baru.

Di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah jelang pemilu. Angka IHSG mencapai 4.872 menjelang pemilu 2014, Lompat ke 5032 Setelah mendapat konfirmasi dari Presiden. Pasca pemilu 2019, IHSG naik 0,4 persen ke level 6.507 keesokan harinya. Namun, penurunan signifikan menjadi 5.900 pada hari pemilu – akibat kerusuhan politik – terus berlanjut hingga pemenang presiden diumumkan.

Investor seringkali mengambil pendekatan “wait and see”, di mana mereka mengurangi pembelian dan penjualan saham menjelang pemilu. Investor kemudian memantau kondisi – termasuk keputusan kebijakan baru – sebelum membuat komitmen keuangan. Hal ini bisa berdampak buruk bagi IHSG jika pemilu 2024 menghasilkan keputusan yang tidak sesuai ekspektasi pasar.

Guncangan bisa saja terjadi sebelum, saat, atau setelah pemilu di berbagai daerah, khususnya di Sumatera Utara dan Jawa Timur, dimana harga komoditas meningkat pada saat dan setelah pemilu tahun 2019. Pada periode tersebut, harga cabai merah di Kota Medan naik sebesar 80 persen menjadi 45.1000 rupiah (US$2,88) per kilogram, diikuti oleh cabai sebesar 75 persen dan bawang putih sebesar 28,57 persen.

READ  Lepaskan inovasi AI untuk mengubah pasar keuangan

Kenaikan harga juga terjadi setelah pemilu tahun 2014, dengan kenaikan harga bahan pangan rata-rata sebesar 10,38 persen di Bengkulu. Pemerintah Indonesia mungkin akan menerapkan beberapa kebijakan strategis untuk mengatasi hal ini.

Pemerintah bisa memastikan ketersediaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan memasukkan penyesuaian otomatis (AA) pada tahun 2024, seperti yang dilakukan pada masa pemulihan pandemi Covid-19. AA merupakan suatu proses dimana anggaran pemerintah diblokir sementara untuk mengatasi kondisi ketidakpastian. Pembentukan cadangan ini sangat penting untuk mengatasi gangguan dan ketidakpastian yang pasti akan muncul. Jika terjadi guncangan ekonomi pada masa pemilu, pemerintah dapat menetralisirnya dengan menggunakan cadangan masa lalu.

Proses AA dilaksanakan melalui anggaran yang tidak diprioritaskan untuk menghindari gangguan terhadap operasional bisnis pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menjaga alokasi belanja prioritas dan tugas APBN sebagai instrumen perlindungan sosial daerah rentan, pemulihan ekonomi nasional, dan transformasi struktural. Pengeluaran pegawai, biaya perjalanan dinas, honorarium dan lain-lain yang dapat diefisienkan akan ditanggung oleh AA.

Alokasi dana yang dialokasikan tidak menjadi beban kementerian atau lembaga karena cadangan anggaran hanya mewakili 5 persen dari keseluruhan anggaran. Apabila hingga akhir triwulan II tidak terdapat peningkatan kebutuhan anggaran mendesak yang signifikan, maka pemerintah dapat mengajukan usulan pencairan anggaran secara bertahap melalui mekanisme review. Alokasi anggaran terbuka dapat digunakan untuk melakukan kegiatan yang sama dengan alokasi awal atau untuk kegiatan yang lebih strategis.

Bank Indonesia (BI) juga memegang peranan penting. Negara ini mengadopsi strategi konsolidasi sebagai bagian dari kebijakan moneter pemerintah untuk mengatasi iklim investasi dalam negeri yang tidak stabil. Konflik yang meningkat selama masa pemilu membuat investor enggan menyuntikkan dananya ke Indonesia, sehingga meningkatkan arus keluar modal dari negara tersebut. Proses pelintiran tersebut dibarengi dengan mekanisme jual beli di pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) agar minat investor tetap terjaga. Untuk itu, BI merangsang minat investor di pasar sekunder dengan menawarkan SBN dengan jangka waktu pendek. Daya tarik tersebut diperkuat dengan kenaikan imbal hasil SBN.

READ  Ekonomi Biru Dapat Membuka Jalan Indonesia Menuju Kemakmuran Berkelanjutan - Sabtu, 17 Juli 2021

Jangka waktu yang singkat dengan hasil yang tinggi telah membangkitkan minat investor untuk menyimpan uangnya pada bank investasi, khususnya bank umum. Hal ini menyebabkan bank-bank komersial menaikkan suku bunga simpanan sehingga konsumen dapat menabung, mengendalikan jumlah uang beredar, dan menghindari inflasi yang terkait dengan hasil pemilu. BI bermaksud mengakuisisi SBN jangka panjang di pasar sekunder untuk menjaga imbal hasil SBN jangka panjang tetap kompetitif sehingga menarik investor.

Jika strategi operasi bundaran tidak dapat menjaga stabilitas rupiah, BI dapat menerapkan intervensi rangkap tiga. Kebijakan ini berfokus pada intervensi pasar spot dan transaksi berjangka lokal non-deliverable untuk menenangkan kondisi pasar dengan melindungi nilai rupiah. Transaksi forward yang tidak dapat diserahkan menguntungkan pihak-pihak yang menyetujui nilai tukar yang lebih besar dari nilai tukar referensi pada saat tanggal penetapan.

Kebijakan fiskal dan moneter harus harmonis dan berkelanjutan untuk menjaga stabilitas perekonomian pada masa pemilihan presiden. Kementerian Keuangan – pelaku kebijakan fiskal – dan Bank Investasi – pelaku kebijakan moneter utama – dapat bekerja sama untuk menciptakan kondisi perekonomian yang menguntungkan.

Muhammad Bakri adalah analis data dan keuangan di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Indonesia.

Johannes Adewikaxana adalah pegawai Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.