POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia memulai tes Covid-19 secara acak untuk pelancong yang kembali ke rumah setelah Aidilfitri dan SE Asia News & Top Stories

Indonesia memulai tes Covid-19 secara acak untuk pelancong yang kembali ke rumah setelah Aidilfitri dan SE Asia News & Top Stories

JAKARTA – Indonesia pada Sabtu (15/5) melakukan pengujian Covid-19 secara acak dan pemeriksaan wajib terhadap para pelancong yang kembali dari kampung halamannya setelah Hari Raya Edelvitri, dalam upaya mencegah peningkatan kasus Covid-19.

Airlangga Hartarto, ketua Komite Nasional untuk Mitigasi dan Pemulihan Ekonomi Covid-19, mengatakan tes acak akan dilakukan di 21 lokasi untuk pelancong yang berangkat dari provinsi melalui Pulau Jawa ke Jakarta.

Semua pelancong dari pulau Sumatera ke ibu kota melalui pelabuhan Bakauheni di Lampung juga diwajibkan untuk menunjukkan hasil tes Covid-19 yang menunjukkan bahwa mereka bebas virus.

“Diharapkan langkah-langkah ini dapat memonitor pergerakan masyarakat, agar tidak terjadi peningkatan kasus penularan di ibu kota dan daerah lain,” ujar Pak Airlangga dalam sebuah acara talk show.

Tes acak sebelumnya sebelum periode Aidilfitri menemukan 4.123 dari 6.742 pelancong dinyatakan positif virus.

Sejak awal hingga pertengahan Mei, kontribusi kasus positif Sumatera terhadap penghitungan nasional naik menjadi 27,22 persen, sedangkan angka kematian juga meningkat menjadi 17,18 persen.

Sebaliknya, pangsa Jawa mengalami penurunan dari jumlah total menjadi 11,06 persen, sedangkan angka kematian juga menurun menjadi 16,07 persen. Jawa adalah pulau terpadat di Indonesia.

Airlangga, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan meski angkanya “relatif bisa dikelola,” kenaikan kasus, angka kematian dan tingkat hunian rumah tangga juga harus dipantau.

Indonesia berpenduduk 270 juta, 90 persen di antaranya beragama Islam. Setiap tahun di akhir Ramadhan, jutaan orang yang tinggal di Jakarta dan bagian lain negara melakukan perjalanan pulang melalui udara, laut, dan darat dalam eksodus massal yang dikenal sebagai Modik untuk merayakan Idul Fitri.

Indonesia melarang modic untuk tahun kedua dari 6 hingga 17 Mei untuk membatasi penularan virus Covid-19, yang telah menewaskan 47.967 dan menginfeksi 1,74 juta pada hari Sabtu.

READ  Ekonomi yang didorong oleh inovasi sangat penting untuk pembangunan: Hartart

Airlangga mengklaim bahwa serangkaian tindakan yang diambil tahun ini untuk mengekang eksodus massal, terutama penutupan jalan antarkota utama, “lebih efektif” dibandingkan tahun lalu.

Bahkan di Hari Raya pada Kamis (13/5) lalu, puluhan ribu kendaraan dibawa pulang bersama penumpangnya dalam perjalanan pulang, termasuk lebih dari 64.000 dari Jakarta.

381 pos pemeriksaan dikelola oleh lebih dari 155.000 polisi, militer, ketertiban umum dan personel kementerian transportasi di tiga pulau besar di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa dan Bali.

Beberapa orang berhasil menyelinap keluar.

Berbicara bersama Airlangga dalam talk show yang sama, Menteri Perhubungan Bodi Kariya Sumadi mengatakan bahwa hanya sekitar 1,5 juta orang yang melakukan perjalanan repatriasi sebelum Aidilfitri, yang jauh di bawah perkiraan 18 juta berdasarkan survei Departemen Perhubungan sebelumnya.

Ia menambahkan, jumlah pemudik udara, laut, dan darat yang terdeteksi di titik-titik pemberangkatan seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan tahun lalu.

Bapak Buddy juga memperkirakan bahwa penerbangan pulang akan mencapai puncaknya antara 16-20 Mei.

“Kami menyarankan masyarakat untuk tidak bepergian pada tanggal-tanggal tersebut,” katanya.