POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia harus mengeluarkan lebih banyak dana untuk mendorong pengembangan pariwisata

Indonesia harus mengeluarkan lebih banyak dana untuk mendorong pengembangan pariwisata

Indonesia memerlukan lebih banyak investasi pada infrastruktur pendukung pariwisata untuk menyeimbangkan sektor perhotelan yang dominan, yang saat ini menyumbang 80 persen dari total investasi pariwisata.

Demikian konsensus pada International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada 5-6 Juni. Forum tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan didukung oleh PBB. Didukung oleh pariwisata.

Bayona: Kita perlu melakukan diversifikasi, mendorong dan bekerja sama dengan pemerintah untuk menciptakan insentif dan peraturan baru.

Berbicara pada pembukaan ITIF 2024, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, “Indonesia mencatat investasi pariwisata lebih dari USD 3 miliar pada tahun lalu, melampaui target kami sebesar USD 2,6 miliar. Namun, 80 persen investasi tersebut ditujukan untuk hotel, restoran, dan kafe.

“Kita memerlukan lebih banyak investasi pada ekosistem, termasuk pengembangan produk berkelanjutan dan pariwisata berbasis komunitas yang inklusif. Kita membutuhkan USD 15 miliar hingga USD 20 miliar (dana investasi).

Berdasarkan data pariwisata PBB, akomodasi merupakan bagian terbesar dari investasi FDI greenfield di kawasan Asia-Pasifik.

PBB Natalia Bayona, direktur eksekutif pariwisata, mengatakan: “Ini adalah pesan kuat bahwa kita perlu melakukan diversifikasi, promosi, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk menciptakan insentif dan peraturan baru (untuk merangsang investasi di sektor pendukung).”

Sementara itu, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indravati, dalam pidato utamanya mengatakan bahwa meskipun terdapat tantangan ekonomi global, Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan tangguh pada angka lima persen.

Kebijakan fiskal yang sehat merupakan alat strategis dalam menjaga stabilitas perekonomian, termasuk meningkatkan kapasitas sektor pariwisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif menuju Visi Indonesia 2045.

“Agar Indonesia bisa mencapai ambisinya menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, kita perlu tumbuh enam hingga tujuh persen atau bahkan delapan persen. Pariwisata dan pariwisata dapat menghasilkan pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif,” kata Sri Mulyani seraya menambahkan bahwa sumber daya alam Indonesia yang melimpah, warisan budaya yang kaya, dan keramahtamahan yang tersohor merupakan aset yang sangat penting.

READ  Mitra Strategis Kalimantan Timur untuk Pengembangan IKN Nusantara: Pemerintah

Namun banyak tantangan yang perlu diatasi seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan.