Presiden Indonesia Joko Widodo (depan) berbicara pada upacara pembukaan KTT Kedelapan Ketua Parlemen Kelompok Dua Puluh (G20) di Jakarta, Indonesia, pada 6 Oktober 2022. Widodo pada hari Kamis meminta parlemen dari Kelompok Dua Puluh (G20) ) untuk meningkatkan kerjasama. Mengatasi krisis global dan mendorong pemulihan ekonomi global di tengah konflik geopolitik. (Xinhua/Shu Chen)
Jakarta, 6 Oktober (Xinhua) Presiden Indonesia Joko Widodo Kamis meminta parlemen Kelompok Dua Puluh (G20) untuk meningkatkan kerja sama mengatasi krisis global dan mendorong pemulihan ekonomi global di tengah konflik geopolitik.
Pada pembukaan KTT Pembicara Parlemen G20 ke-8 di sini, yang dihadiri oleh perwakilan parlemen dan puluhan pihak yang diundang, Widodo menyampaikan bahwa parlemen global harus menjadi bagian dari solusi untuk membangun dialog, meningkatkan sinergi, dan menghindari perpecahan.
“Multilateralisme adalah cara paling efektif untuk mengatasi tantangan bersama, karena tidak ada satu masalah pun yang dapat diselesaikan oleh satu atau lebih negara saja,” kata Widodo.
Widodo menambahkan, pertemuan yang berlangsung pada 6-7 Oktober di Jakarta ini merupakan wadah yang tepat untuk menjalin kerja sama dengan masyarakat dan lintas negara untuk bekerja sama memecahkan masalah dan membangun dunia yang adil.
Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara (di podium dan di layar) selama upacara pembukaan KTT Kedelapan Ketua Parlemen Kelompok Dua Puluh (G20) di Jakarta, Indonesia, pada 6 Oktober 2022. Pada hari Kamis, Widodo meminta parlemen negara-negara Kelompok Dua Puluh (G20) untuk meningkatkan kerja sama mengatasi krisis globalisasi dan mendorong pemulihan ekonomi global di tengah konflik geopolitik.(Xinhua/Xuqin)
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%