POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Dengan adanya COVID-19, kehilangan orang tua dan kesulitan ekonomi berdampak besar pada anak-anak Indonesia

Dengan adanya COVID-19, kehilangan orang tua dan kesulitan ekonomi berdampak besar pada anak-anak Indonesia

Dukungan staf

Kemungkinan menumpuk bahkan lebih terhadap anak-anak yang tidak ditinggalkan tanpa pengawasan. Diperkirakan 34.000 anak Indonesia kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya akibat COVID-19.

Untuk melindungi anak yatim, pemerintah Indonesia memiliki undang-undang yang berlaku dalam hal mencari pengasuh alternatif, dengan anggota keluarga dekat yang dipanggil terlebih dahulu.

Menurut Bintang, tim yang diketuai Kementerian Sosial setempat akan memastikan ditemukannya ‘pengasuh yang tepat’.

“Kita perlu memastikan bahwa anak-anak dilindungi dan … tidak terabaikan nanti,” katanya. “Kita harus memastikan bahwa mereka tidak akan dieksploitasi dan diperdagangkan.”

Tetapi bahkan jika pengasuh yang cocok ditemukan, bantuan keuangan seringkali juga diperlukan.

Saudara Donna dan Benny, masing-masing berusia 17 dan 11 tahun, kehilangan ibu mereka karena COVID-19 pada bulan Juli. Setelah kematiannya, ayah mereka meninggalkan mereka untuk merawat bibi dari ibu mereka, Subarti, 72 tahun, yang mereka sebut sebagai Nenek.

Dia mencintai anak laki-laki dan merawat mereka dengan rela, tetapi ini berarti dia harus mengeluarkan biaya tambahan.

“Kadang-kadang seorang anak kecil bertanya apa yang saya masak… Jika dia ingin saya memasak sup daging sapi, misalnya, saya akan mengatakan kita harus memasak yang lain. Kalau tidak, uangnya tidak akan bertahan sepanjang bulan.”

Untuk meringankan beban keuangan dan membayar biaya sekolah, Donna, seorang siswa SMA di Kediri, membantu berjualan sate di malam hari. Sementara itu, Beni menerima subsidi dari pemerintah daerah untuk menutupi biaya hidupnya.

READ  Pasar Berkembang - Rupiah Indonesia melonjak di tengah arus masuk asing, sementara sebagian besar mata uang Asia lainnya telah menurun