POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Delapan provinsi mengalami penuaan penduduk: BKKBN

Delapan provinsi mengalami penuaan penduduk: BKKBN

Namun demikian, produktivitas lansia harus tetap dipertahankan, yang harus mencegah munculnya penduduk yang tidak produktif, yang menambah beban negara.

JAKARTA (ANTARA) – Delapan provinsi di Indonesia saat ini mengalami penuaan penduduk, dengan jumlah lansia yang meningkat setiap tahun, menurut ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Hal itu disampaikan Ketua BKKBN Husto Vardoyo melalui webinar “Lansia Mandiri, Sejahtera, dan Layak” yang diakses dari sini, Jumat.

Menurut badan tersebut, delapan provinsi itu adalah Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Pali, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Jawa Barat.

Proporsi lansia di masing-masing provinsi adalah 15,52 persen, 14,53 persen, 14,17 persen, 12,74 persen, 12,7 persen, 11,2 persen, 10,22 persen, dan 10,18 persen.

Kepala BKKBN mengatakan bahwa populasi yang menua menunjukkan peningkatan angka harapan hidup dan indeks pembangunan manusia di provinsi-provinsi.

“Namun, produktivitas lansia harus tetap dijaga, yang seharusnya mencegah munculnya penduduk yang tidak produktif, yang menambah beban negara,” tambahnya.

Dia mengatakan hanya 20 persen lansia di Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur dan sebagian besar hidup dalam kondisi ekonomi yang buruk.

Sedikitnya 22,22 persen senior di kelas bawah tidak bersekolah. Sementara itu, statistik dari Indonesia (PPS) menunjukkan 39,79 persen di antaranya belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Menurut data, 12,98 persen kelas menengah senior tidak bersekolah dan 30,39 persen menyelesaikan pendidikan dasar.

Sementara itu, hanya 5,06 persen senior kelas atas yang tidak bersekolah dan 25,37 persen menyelesaikan pendidikan dasar.

Berita Terkait: Penguatan kesehatan wanita lanjut usia memerlukan pemantauan: BKKBN

Vardoyo mengatakan masalah tersebut perlu disikapi dengan baik, karena diperkirakan pada tahun 2035 penduduk Indonesia yang berjumlah 100 orang akan menghidupi 50 non-produsen.

READ  ASEAN menegaskan kembali komitmen untuk kemitraan ROC ASEAN

Oleh karena itu, akan sulit untuk menciptakan keluarga yang sejahtera.

“Mulai 2035-2045 kita akan kebanjiran manula dengan tabungan kecil dan pendidikan yang buruk. Dengan demikian, kita jelas akan terbebani. Oleh karena itu, kita harus bersiap dari sekarang,” kata pemimpin BKKBN itu.

Oleh karena itu, Wardo meminta setiap pemerintah daerah untuk memperkuat program Pembinaan Keluarga Lansia (BKL) untuk menjaga kualitas hidup lansia, sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan bonus kependudukan dan mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Berita Terkait: Mendagri serukan peningkatan pelayanan kesehatan bagi lansia