Tempo.co, Bandung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan himbauan resmi kepada pemerintah Kabupaten Cianjur terkait zona risiko gempa Fult Cugenang. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Degu Rahayu mengatakan, seluruh kebijakan dan rencana strategis terkait gempa Siangjur akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
“Kami BMKG akan terus mendukung Pemda Cianjur jika diperlukan”, kata Rahayu pada 6 Januari 2023.
Menurut Rahayu, rekomendasi tersebut dikeluarkan pada 22 Desember 2022, di antaranya berupa peta zona bahaya skala 1:35.000 dengan tiga zona dengan tiga kode warna berbeda yakni merah, jingga, dan kuning.
Di tengah gambar peta, garis Sesar Cugenang memanjang barat laut-tenggara dari episentrum gempa bermagnitudo 5,6 yang terjadi pada 21 November 2022, berupa titik-titik merah.
Dalam deskripsi peta, zona merah adalah area terlarang, zona oranye adalah area terlarang, dan zona kuning adalah area bersyarat. “Zona merah seluas 2,63 kilometer persegi,” kata Rahayu.
Ia menjelaskan, zona merah meliputi wilayah yang berbatasan dengan sesar Kuzhenong hingga 10 meter, wilayah yang rusak berat akibat gempa, wilayah yang terkena longsor pascagempa November, dan wilayah potensial. Jika terjadi gempa lagi di lokasi yang sama akibat sesar Gujenang, maka akan terjadi tanah longsor di kemudian hari.”
BMKG direkomendasikan untuk mengosongkan zona terbatas yaitu kawasan pemukiman yang dibatasi. Tersebar di empat titik mulai dari pusat gempa di Kecamatan Gukenang, sebagian Desa Sarambat serta batas Desa Sijedil dan Desa Siburium. Zonasi dapat mengutamakan ruang terbuka hijau, monumen atau kawasan lindung.
Sementara itu, zona terbatas atau oranye yang terletak 10 meter hingga satu kilometer dari batas sesar Cugenang tergolong rawan longsor.
Zona ini dapat mencakup bangunan tahan gempa dan likuifaksi. Namun, fasilitas kritis dan berisiko tinggi seperti rumah sakit bertingkat dan sekolah, fasilitas energi seperti kilang minyak dan fasilitas serupa dibatasi.
Zona kondisi berkode kuning adalah area lebih dari satu kilometer dari patahan Kuzhenang dan berisiko sedang hingga rendah untuk pecah dan gempa. BMKG merekomendasikan agar dibangun bangunan tahan gempa dan likuifaksi di zona tersebut.
Anwar Siswadi (Kontributor)
Klik di sini untuk mendapatkan update berita Tempo terbaru di Google News
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi