POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Biden, Xi membahas Taiwan, Pelosi, hak asasi manusia, asal usul COVID-19

Biden, Xi membahas Taiwan, Pelosi, hak asasi manusia, asal usul COVID-19

Dia mengatakan kedua belah pihak perlu bekerja untuk mengurangi eskalasi hotspot regional, membantu membersihkan dunia dari COVID-19 sesegera mungkin, mengurangi risiko stagnasi dan stagnasi, dan mendukung sistem internasional yang berfokus pada PBB dan sistem internasional. yang menjadi dasarnya. di bawah hukum internasional.

Xi menjelaskan secara rinci posisi prinsip China dalam masalah Taiwan.

Dia menekankan bahwa seluk beluk sejarah pertanyaan Taiwan sangat jelas, serta fakta dan status quo bahwa kedua sisi Selat Taiwan milik China yang satu dan sama.

Memperhatikan bahwa tiga komunike bersama China-AS mewujudkan komitmen politik yang dibuat oleh kedua belah pihak, dan bahwa prinsip satu-China adalah dasar politik hubungan China-AS, Xi menekankan bahwa China dengan tegas menentang gerakan separatis menuju “kemerdekaan Taiwan” dan gangguan. Oleh kekuatan luar, dan tidak menyisakan ruang bagi kekuatan “kemerdekaan Taiwan” dengan cara apa pun.

Posisi pemerintah dan rakyat China dalam masalah Taiwan konsisten, dan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China adalah keinginan kuat lebih dari 1,4 miliar warga China, kata Xi, seraya menambahkan bahwa opini publik tidak dapat ditantang. Mereka yang bermain api akan binasa bersamanya. Diharapkan Amerika Serikat akan jelas tentang ini, kata Xi.

Dia menekankan bahwa Amerika Serikat harus menghormati prinsip satu-China dan menerapkan dalam kata dan perbuatan tiga komunike bersama.

Biden mengatakan bahwa dunia sedang melalui momen kritis, dan bahwa kerja sama antara Amerika Serikat dan China tidak hanya menguntungkan kedua bangsa, tetapi juga rakyat semua negara.

Dia mengatakan Amerika Serikat berharap untuk mempertahankan jalur komunikasi terbuka dengan China untuk meningkatkan saling pengertian dan menghindari kesalahpahaman dan salah perhitungan, dan akan bekerja dengan China di mana kepentingan kedua negara selaras, dan pada saat yang sama, mengelola perbedaan dengan benar.

Dia mengulangi bahwa kebijakan satu-China Amerika Serikat tidak dan tidak akan berubah, dan bahwa Amerika Serikat tidak mendukung “kemerdekaan Taiwan.”

Kedua presiden bertukar pandangan tentang isu-isu termasuk krisis Ukraina. Presiden Xi menegaskan kembali posisi berprinsip China.

Kedua presiden menganggap seruan mereka eksplisit dan mendalam. Mereka sepakat untuk tetap berhubungan dan mengarahkan kedua belah pihak untuk melanjutkan komunikasi dan kerja sama.