POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Tradisi beli baju baru dan trendi untuk Idul Fitri di Indonesia – Xinhua English.news.cn

Tradisi beli baju baru dan trendi untuk Idul Fitri di Indonesia – Xinhua English.news.cn

Seorang pembeli memilih celana di pasar pakaian di Tana Abang, Jakarta, pada 11 April 2023. (Xinhua/Sangat Sanovri)

Perayaan Idul Fitri di Indonesia, yang secara lokal dikenal sebagai Lebaran, terkait dengan tradisi yang mendalam tidak hanya mempersiapkan tetapi juga membeli hidangan khusus seperti ketupat (kue beras spesial) dan obor ayam (ayam dalam kuah santan). Baju-baju baru.

Oleh Nurul Fitri Ramadani

JAKARTA, 14 April (Xinhua) — Menjelang perayaan Idul Fitri di Indonesia, pekerja swasta berusia 24 tahun Arini Kasanatus Zahra sibuk mencari pakaian baru untuk dirinya dan keluarganya untuk hari raya keagamaan. .

“Baju yang saya cari nyaman dipakai. Bahannya harus lembut, dan yang terpenting semua orang harus memakai warna yang sama, termasuk orang tua, saudara laki-laki dan perempuan saya. Desain bajunya akan berbeda, tapi setidaknya warnanya harus sama saja,” ujarnya kepada Xinhua di sebuah mal di Jakarta, kata Zahra.

Mengenakan baju baru saat Lebaran sudah menjadi tradisi bagi Zahra dan keluarganya sejak kecil.

Perayaan Idul Fitri di Indonesia, yang secara lokal dikenal sebagai Lebaran, terkait dengan tradisi yang mendalam tidak hanya mempersiapkan tetapi juga membeli hidangan khusus seperti ketupat (kue beras spesial) dan obor ayam (ayam dalam kuah santan). Baju-baju baru. Banyak yang mengatakan praktik itu sudah menjadi norma budaya di bangsa nusantara.

Merayakan LeBron belum lengkap tanpa membeli baju baru, kata Zahra.

Zahra, fashionista muslimah, tidak sembarangan memilih warna karena selalu mengikuti tren warna. “Tahun ini banyak industri fashion yang menghadirkan tren warna bold dan cerah, antara lain pink, mustard, dan biru elektrik. Saya yang paling fashionable di keluarga, jadi yang lain mengikuti pilihan saya,” kata warga Jakarta Timur itu.

READ  Indonesia meningkatkan kewaspadaan gunung berapi Chemro karena takut akan erupsi baru

Seperti Zahra, Atisti Siyafitri yang berusia 26 tahun telah mengikuti tren busana muslim selama bertahun-tahun, terutama saat menjelang Lebaran. Favoritnya adalah warna-warna tanah yang selalu hangat.

“Tahun ini, saya berencana memakai blus panjang berwarna abu-abu merah muda dengan brokat metalik dan jilbab merah marun. Saya masih mencari sepatu yang cocok,” katanya kepada Xinhua.

Perancang busana muslim Indonesia Kanan Shamlan mengatakan tren busana lebaran tahun ini sederhana dan tidak berlebihan. “Karena semakin banyak orang ingin membeli baju baru, mereka bisa memakainya tidak hanya untuk Lebaran tapi juga untuk acara lainnya,” kata Shamlan.

Bertahun-tahun yang lalu, gaun LeBaron dikenal dengan bahan berat dengan banyak renda, katanya. Namun seiring berjalannya waktu, orang semakin sadar untuk memilih barang yang ringan agar bisa dipakai dengan nyaman sepanjang hari.

Orang-orang berkumpul di pasar pakaian di Tanah Abang, Jakarta pada 11 April 2023. (Xinhua/Sangat Sanovri)

“Lebaran memang melelahkan. Orang-orang banyak bepergian dalam satu hari atau lebih untuk bertemu keluarga mereka. Dan di Indonesia sangat panas. Jadi orang harus memilih apa yang nyaman untuk dipakai, termasuk memilih cara yang sederhana. Saya memakai jilbab,” kata Shamlan .

Bagi banyak orang, memakai baju baru adalah bagian dari ibadah.

Saat memilih outfit LeBaron, Siafitri mengaku tidak terlalu suka warna, tapi satu hal yang pasti, outfit dari kepala hingga ujung kaki harus baru.

“Ayahku selalu mengatakan kita harus memakai pakaian terbaik kita selama LeBaron. Sebenarnya, ‘terbaik’ tidak berarti ‘baru’, tapi biasanya kita menganggap pakaian terbaik kita adalah baru. Sebaru yang kita bisa, kenapa tidak?” kata Syafitri, seorang mahasiswa pascasarjana di sebuah universitas swasta di Jakarta.

READ  Garuda Indonesia rayakan HUT ke-74 dengan diskon 74% tiket pesawat

Acara beli baju baru untuk Lebaran di Indonesia memiliki makna religi dan budaya, kata sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasotjo.

Umat ​​Islam yang merayakan Idul Fitri dianggap telah berhasil “membersihkan” diri selama bulan puasa Ramadhan, dan sebagai imbalannya, mereka mendapat ampunan dari Tuhan dan dilahirkan kembali dengan jiwa batin yang murni.

“Idul Fitri melibatkan saling meminta dan memberi maaf, dan dilambangkan dengan mengenakan pakaian baru sebagai bentuk kelahiran kembali ke dunia menjadi diri yang lebih murni,” kata Prasodjo.

Karena itu, wajar melihat masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke atas, berbondong-bondong membeli banyak baju baru pada hari itu, ujarnya.

Pemerintah Indonesia telah mendorong orang untuk membeli produk baru untuk merayakan Hari Lebaran.

Bulan lalu, Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh kepala daerah di seluruh negara Asia Tenggara untuk mendorong masyarakat berbelanja dan membelanjakan uang sebanyak-banyaknya, terutama jelang LeBaron, untuk menggenjot konsumsi rumah tangga guna menggerakkan perekonomian nasional.