POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Kepresidenan ASEAN Perpanjang Kepemimpinan Indonesia Pasca G20: BI

Kepresidenan ASEAN Perpanjang Kepemimpinan Indonesia Pasca G20: BI

BADUNG, BALI (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa kepresidenan Indonesia di ASEAN 2023 merupakan bagian dari kelanjutan presidensi G20 tahun 2022.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Badung, Bali, Selasa.

Kepemimpinan Indonesia untuk memperbaiki ekonomi kawasan akan diartikulasikan pada pertemuan pertama para menteri keuangan dan gubernur bank sentral Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (AFMGM) yang dijadwalkan pada 28-31 Maret di Bali.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Vibrio Cacaribou mencatat perekonomian di ASEAN saat ini stabil. Apalagi, organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menganggap ASEAN sebagai pusat pertumbuhan di tengah semua masalah yang belum terselesaikan di tahun 2023.

Pengakuan ini membangkitkan semangat kolektif untuk mencari kawasan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Di AFMGM, BI dan Kementerian Keuangan akan menyelenggarakan hingga 24 pertemuan yang meliputi pertemuan utama dan pendukung dengan tema “Discover Indonesia”. Secara khusus, pembahasan difokuskan pada budaya Sulawesi dan Kalimantan serta memaparkan jangkauan pariwisata nasional.

Beberapa pertemuan besar tersebut adalah ASEAN Financial Agents Meeting (AFDM), Pertemuan Wakil Deputi Perbankan Sentral ASEAN (ACDM), Pertemuan Wakil Deputi Perbankan Sentral dan Keuangan ASEAN (AFCDM), Pertemuan Menteri Keuangan ASEAN (AFMM), Pertemuan Pusat Gubernur Bank Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ACGM). ), dan Pertemuan Gubernur Keuangan dan Bank Sentral ASEAN (AFMGM).

Selama pertemuan tersebut, para delegasi akan merumuskan langkah-langkah kolektif dan kolaboratif untuk memenuhi Prioritas Ekonomi yang Dapat Dicapai (PED) yang dikategorikan ke dalam tiga sumbu strategis: Pemulihan dan Pembangunan Kembali: membangun kembali pertumbuhan regional melalui pasar yang terhubung dan daya saing baru; Ekonomi Digital: Mempercepat transformasi dan partisipasi komprehensif ekonomi digital; Plus Keberlanjutan: Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk masa depan yang tangguh.

READ  Jakarta merumuskan rencana untuk menarik diri dari Taiwan untuk warganya

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anggota ASEAN untuk mengatasi masalah ekonomi global sebagai fokus pertumbuhan melalui kerjasama yang saling menguntungkan.

Misalnya, membangun kembali dengan menggali kemungkinan-kemungkinan implementasi di negara-negara ASEAN yang dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik masing-masing negara, mengingat permasalahan ekonomi yang menimpa kawasan ini serupa antara satu negara dengan negara lainnya.

Contoh lainnya adalah pengembangan Local Currency Transaction Scheme, perpanjangan dari Local Currency Settlement (LCS), sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang utama.

Dalam aspek keuangan, inisiatif bilateral pengaturan pertukaran antara beberapa negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand, merupakan dukungan keuangan regional yang kuat di masing-masing negara.

Dari sisi sistem pembayaran, keterkaitan pembayaran regional akan terus diperkuat dan dipercepat untuk mendukung pembayaran antar negara.

Pada November 2022, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand menandatangani Nota Kesepahaman. Dalam hal keberlanjutan, ASEAN telah mengembangkan Klasifikasi ASEAN versi kedua yang merupakan sistem yang mengagregasi kegiatan ekonomi di kawasan untuk melihat mana yang memiliki akses yang lebih baik terhadap pembiayaan hijau.

Peringkat tersebut diperkirakan akan disetujui dan didukung oleh para menteri dan gubernur bank sentral pada pertemuan Maret 2023.

Untuk mengadopsi energi baru terbarukan, transisi dari bahan bakar fosil sangat penting. Oleh karena itu, Indonesia telah melakukan beberapa kegiatan transisi, seperti pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara serta Carbon Utilization Storage (CCUS) untuk dibiayai.

Sedangkan untuk ekonomi digital, mereka mempromosikan diskusi lebih lanjut tentang inisiatif untuk meningkatkan inklusi UKM di ASEAN dan literasi keuangan.

Berita terkait: Kepresidenan Indonesia diyakini akan membawa kemajuan ekonomi ASEAN
Berita Terkait: Indonesia Dorong Perbaikan Ekonomi Biru Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru di ASEAN
Berita Terkait: ASEAN Mencermati Penyebaran Masalah Perbankan Global: Business Intelligence

READ  Festival Kota Lama (FKL) 2021 untuk membuka potensi Semarang untuk wisata warisan dan budaya

Terjemahan: Agatha Olivia V, Mekkah Yumna
Editor: Sri Hariyati
Hak Cipta © Antara 2023